kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Menelusuri Top 10 Global Islamic Banking Berdasarkan Kapitalisasi Pasar, Tak Ada BSI?


Senin, 18 Maret 2024 / 04:00 WIB
Menelusuri Top 10 Global Islamic Banking Berdasarkan Kapitalisasi Pasar, Tak Ada BSI?
ILUSTRASI. Dalam penelusuran Kontan, BSI belum masuk dalam Top 10 global islamic banking.. KONTAN/Baihaki/4/1/2024


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) baru-baru ini telah menyatakan diri masuk Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar. Namun dalam penelusuran Kontan, entitas anak usaha Bank Mandiri ini belum masuk dalam Top 10 seperti yang dinyatakan perseroan.

Sebelum membahas lebih dalam, perlu diketahui pada pengumuman perseroan Jumat lalu, yang menyatakan posisi BSI masuk Top 10 Global Islamic Bank tersebut mengacu pada data penutupan harga saham BRIS pada perdagangan Rabu (13/3) lalu, yang mendorong market cap perseroan menembus US$8,44 miliar atau setara Rp 131,47 triliun.

Secara global, BSI menyatakan posisinya berada pada peringkat 10 dengan kapitalisasi pasar terbesar bank syariah dunia di bawah Emirates Islamic Bank US$ 10,38 miliar pada posisi 9 dan Abu Dhabi Islamic Bank US$ 10,94 miliar pada posisi 8 terbesar.

Baca Juga: Perbankan Syariah Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital Lewat Berbagai Fitur Menarik

"Peningkatan BRIS sejalan dengan kondisi IHSG yang bergerak di rentang 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81. BRIS pun menjadi salah satu faktor pendorong yang turut menggerakkan IHSG menjadi hijau," kata Hery Gunardi, Direktur Utama BSI dalam keterangan resminya minggu lalu.

Perseroan juga menyebut pencapaian tersebut lebih cepat dari waktu yang ditargetkan sebelumnya, yakni pada tahun 2025. Melesatnya market cap BRIS tersebut seiring dengan aksi akumulasi buy dari beberapa investor asing yang baru-baru ini gencar memborong saham BRIS, seperti Dimensional Fund Advisors LP, lembaga investasi, yang bermarkas di Austin, Texas, Amerika Serikat (AS), SEI Investments Co., perusahaan jasa keuangan dari Oaks, Pennsylvania, AS, RWC Partners Ltd, BlackRock Inc serta UBS AG.

Namun, dalam penelusuran Kontan berdasarkan data penutupan perdagangan saham sepekan pada Jumat (15/3) harga saham BRIS ditutup di level Rp 2.670, terkoreksi 1,48%. 

Sementara itu menurut data penutupan perdagangan saham Bloomberg pada Jumat (15/3), bank berkode saham BRIS ini belum masuk dalam posisi Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap. BRIS baru berada di posisi 13 dengan market cap US$ 7,89 miliar, berada di bawah posisi Abu Dhabi Islamic Bank yang berasal dari Uni Arab Emirat (UAE) dengan market cap US$ 10,44 miliar.

Dari data tersebut, yang berada pada posisi urutan ke 10 adalah Dubai Islamic Bank asal UAE, dengan market cap US$ 11,36 miliar.  
Sementara Arab Nation Bank asal Arab Saudi berada pada posisi ke 9 dengan market cap US$ 11,52 miliar. Posisi pertama masih ditempati oleh Alrajhi Bank asal Arab Saudi dengan market capt US$ 91,94 miliar.

Saat ditanyai terkait dengan sumber data tersebut, manajemen BSI belum memberikan respon hingga berita ini dinaikkan. 

Sementara itu para analis saham tidak mau banyak berkomentar mengingat mereka tidak mengamati perdagangan saham secara global, dan hanya fokus pada perdagangan saham-saham dalam negeri.

"Saya lihat market cap market Indonesia saja, kalau di Indonesia BRIS memang nomor satu (bank syariah). Kecuali jika menggunakan market cap secara ranking global memang benar rata-rata bank-bank dari Arab Saudi itu besar," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia M. Nafan Aji Gusta kepada Kontan, Minggu (17/3).

Lebih lanjut Nafan menilai pergerakan harga saham BRIS tidak terlepas dari sisi fundamental bank yang di atas ekspektasi pasar. Kenaikan tersebut sudah terjadi sejak awal masuk Ramadan.

Baca Juga: Sejumlah Bank Syariah Incar Peningkatan Pembiayaan di Bulan Ramadan

"Pergerakan kinerja sahamnya sehubungan dengan adanya kepemilkan asing yang tengah melakukan aksi akumulasi buy, sebelumnya BRIS di harga Rp 1.500, tapi akhirnya di atas Rp 2.000, bahkan pernah hampir menyentuh Rp 2.960, tapi terjadi aksi profit taking, justru jadi 2670. Ini kelihatan ada koreksi, sebelumnya," jelas Nafan.

Lebih lanjut Nafan merekomendasikan untuk hold BRIS di harga Rp 2.550.

Sementara itu analis dari Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, sejauh ini prospek saham BRIS akan selalu sama seperti sebelumnya, masih sangat positive mengingat BSI adalah salah satu Bank Syariah terbesar di Indonesia, yang memiliki SDM dan Teknologi yang lebih mumpuni dibandingkan pesaingnya untuk menggarap pasar syariah di Indonesia.

Dengan peluang pasar syariah yang besar, hal ini tentu saja memberikan keuntungan bagi BSI untuk meningkatkan layanan dan nasabah lebih besar lagi. 

"Kemampuan BRIS saat ini belum dimiliki oleh pesaing lagi, namun mungkin tahun ini peta permainan akan berubah apabila ada bank syariah yang mungkin akan bersatu," kata Nico kepada Kontan. 

Demikian juga dengan sentimen investor asing yang memborong saham BRIS baru-baru ini, Nico menilai hal tersebut karena bank ini memiliki banyak potensi keuntungan

Sementara itu terkait target harga saham BRIS, Nico belum mengeluarkan rekomendasinya.

"Target kami untuk BRIS sudah terpenuhi yaitu Rp 2.600, jadi kami belum mengeluarkan rekomendasi kembali," kata Nico.

BSI membukukan pertumbuhan laba sebesar 33,88% (yoy) menjadi Rp5,70 triliun per Desember 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×