kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Mengintip Besaran Dividen dari Bank-Bank yang Labanya Kian Tambun


Senin, 04 Maret 2024 / 20:07 WIB
Mengintip Besaran Dividen dari Bank-Bank yang Labanya Kian Tambun
ILUSTRASI. Nasabah melalukan transaksi keuangan di kantor cabang BNI Tangerang Selatan, Rabu (9/2). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/02/2022.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPST) pada Rabu, 6 Maret 2024 pukul 14.00 WIB di Menara Bank BTN Jalan Gajah Mada Nomor 1 Jakarta. 

Direktur Finance Bank BTN Nofry Rony Poetra menyebut, perseroan berpotensi untuk membagikan dividen sebesar 20% dari laba bersih 2023 kepada pemegang saham atau kurang lebih sama dengan persentase pembagian dividen pada tahun buku 2022.

“Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB), rasio dividen yang akan dibagikan kurang lebih tidak jauh dari 20%,” ujarnya.

Untuk diketahui, BTN membukukan laba bersih Rp 3,5 triliun sepanjang 2023 atau meningkat 14,97% secara tahunan. Dengan asumsi rasio dividen BTN yang akan dibagikan di level 20%, maka nilai dividen BTN untuk tahun buku 2023 bisa mencapai Rp 700 miliar.

Adapun pada tahun 2022 lalu, BTN membagikan dividen untuk buku tahun 2022 sebesar Rp 609 miliar atau 20% dari perolehan laba 2022 yang sebesar Rp 3,04 triliun. Besaran pembagian dividen per saham yakni sebesar Rp 43,39.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga bakal mempertimbangkan untuk membagikan dividen bagi para pemegang saham usai mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 33% secara tahunan menjadi Rp 5,7 triliun, ini lantaran perseroan masih membutuhkan modal tambahan dalam mengembangkan aset.

Investor Relations Group Head BSI Rizky Budinanda mengungkapkan bahwa saat ini masih dipikirkan apakah BSI bakal kembali membagi dividen tahun ini. Meskipun, ia bilang ada kebijakan dari internal bahwa rasio dividen BSI maksimal 25%.

Dalam hal ini, Rizky bilang yang akan menjadi pertimbangan dalam pembagian dividen ini adalah terkait permodalan. Sebagai bank yang baru berusia seumur jagung, ia menyebut BSI masih memiliki rasio permodalan yang terbilang rendah dengan CAR di level 21%.

Baca Juga: Hati-hati, Potensi LAR Perbankan Bisa Meningkat

Untuk diketahui, BSI sebelumnya membagikan dividen sebesar Rp 426,01 miliar atau 10% dari laba bersihnya pada tahun buku 2022. Dividen BSI itu ekuivalen dengan Rp 9,24 per lembar saham.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, terkait pembagian dividen potensinya masih akan jumbo, karena kinerja bank-bank terutama big banks masih tumbuh di FY2023, terutama seperti BCBA dan bank bank BUMN.

"Yield dividen potensi average-nya di atas 40%-50% untuk big banks, mungkin untuk bank KBMI 3 ada yang di bawah 40% tapi itu relatif sedikit," kata Yaki kepada kontan.co.id, Senin (4/3).

Menurut Yaki, selama kinerja masih terjaga dan likuiditas juga masih terjaga potensi nya Bank-bank masih akan menjaga payout ratio-nya. Selain itu, untuk bank-bank BUMN dan bank sekelas BCA, salah satu daya tariknya adalah dividen, jadi potensi menurunkan dividen relatif kecil, dan untuk tahun ini potensinya masih naik.

Sementara, melihat kinerja penyaluran kredit perbankan terutama di modal kerja dan investasi di awal 2024, Yaki melihat potensi kinerja dari sejumlah bank yang bagikan dividen masih cukup prospektif, terutama di Ramadan dan Lebaran dimana potensi penyaluran kredit konsumsi cenderung tumbuh lebih kuat, dan target OJK potensinya masih bisa tumbuh low double digit.

Di sisi lain, terkait rekomendasi sahamnya, Yaki menyebut masih akan dan cukup bullish

"Koreksi untuk entry buy lebih baik menunggu momen koreksi pasca pembagian dividen jika ingin di-hold hingga akhir tahun, setiap koreksi dalam yang terjadi bisa jadi potensi untuk add buy," ujarnya.

Yaki pun merekomendasikan BBCA buy dengan target price (TP) Rp 10.425, BBNI buy TP Rp 6.200, BBRI buy TP Rp 6.200, BMRI buy TP Rp 7.700, dan ARTO buy TP Rp 3.030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×