kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menjaga Keindahan Alam, Begini Kiat Desa Adat Pecatu Mandiri Mengelola Sampah


Kamis, 18 Januari 2024 / 12:55 WIB
Menjaga Keindahan Alam, Begini Kiat Desa Adat Pecatu Mandiri Mengelola Sampah
ILUSTRASI. Kontan - BRI Kilas Ultra Mikro Online


Reporter: Arif Ferdianto, Markus Sumartomdjon, Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID – BADUNG. Uluwatu merupakan salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatan domestik hingga mancanegara. Uluwatu terletak di kawasan Desa Adat Pecatu, Badung, Bali.

Di balik keindahan alamnya yang begitu mempesona sebagai daya tarik pariwisata internasional, kawasan ini mandiri dalam mengelola sampah. Sampai-sampai Desa Adat Pecatu dinobatkan sebagai peraih juara dua porgram Desa BRILiaN besutan PT Bank Rakyta Indonesia Tbk (BRI) pada tahun 2022.

Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Catu Krewo Sedana Pecatu, masyarakat mencoba menjawab persoalan sampah di kawasannya sendiri dengan membangun Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST).

Baca Juga: Makin Banyak Peminat, Begini Cara Bergabung ke Program Manajemen dan Kemitraan PNM

TPST Desa Pecatu merupakan lahan dengan luas sekitar 80 are yang dikontrak oleh perangkat desa selama 20 tahun seharga Rp 720 juta. Lahan ini dahulunya bekas galian kapur yang digunakan untuk pembangunan desa.

Pengawas Bumdes Catu Krewo Sedana Pecatu, I Made Suarta menjelaskan di wilayah Pecatu merupakan objek wisata yang menghadirkan banyak hotel. Tentunya, potensi menghasilkan sampah sangat tinggi.

“Pada 2017 kita operate pengelolaan sampah dan secara perlahan kita bekerja sama dengan fasilitas usaha yang ada di wilayah seperti hotel. Jadi hotel yang ada di daerah pecatu sampahnya dikelola oleh Bumdes Pecatu,” ujarnya saat ditemui di kawasan Pura Uluwatu, beberapa waktu lalu.

Made mengungkapkan, saat itu isu penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) santer terdengar di wilayah Bali. Menurutnya, Pecatu menjadi satu-satunya wilayah di Kabupaten Badung yang tak pusing memikirkan persoalan tersebut karena sudah punya TPST mandiri.

“Pecatu menjadi satu-satunya Kabupaten di Badung yang tidak dipanggil dinas LHK terkait persoalan sampah karena kita sudah punya TPS. Misi kita mengubah sampah yang tadinya bau menjadi wangi (menghasilkan uang),” ungkapnya.

Made menerangkan, pihaknya memiliki konsep dalam mengelola sampah mulai dari hulu ke hilir baik sampah rumah tangga dan hotel. Sesampainya di TPS sampah tersebut dipilah mana yang bisa diolah dan menjadi residu.

Baca Juga: Manisnya Bisnis Gula Merah di Desa BRILiaN Megulung Kidul

“Disitu kita pilah lagi yang masih punya nilai kita kumpulkan dan dijual, yang organik kita olah menjadi pupuk kompos, cocopeat dan yang residu ini masih menjadi persoalan,” terangnya.

Sejauh ini, TPST Pecatu mengelola sampah di atas 25 ton per hari dari hotel-hotel dan rumah tangga yang ada di kawasan Uluwatu. Sebanyak 50% nya merupakan sampah organik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×