kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkop UKM akan konsolidasikan petani komoditas unggulan di Papua melalui koperasi


Jumat, 28 Februari 2020 / 10:39 WIB
Menkop UKM akan konsolidasikan petani komoditas unggulan di Papua melalui koperasi
ILUSTRASI. Menko Kemaritiman dan Investasi bersama Menkop UKM dan Kepala BKPM di Sorong, Papua (27/2/2012).


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SORONG. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, pihaknya akan melakukan konsolidasi terhadap para petani perorangan di Papua dan Papua Barat melalui koperasi.

Hal ini dilakukan oleh Teten, sebagai dukungan terhadap proyek investasi hijau (green investment) di kedua provinsi tersebut.

"Green investment ini kan memang akan masuk ke sektor-sektor yang memang saat ini ada di wilayah usaha mikro kecil menengah (UMKM), yaitu komoditas kopi, kakao, pala, rumput laut, nelayan. Nah, tapi sekarang ini karena ada investasi besar masuk ke sektor UMKM, maka skala bisnisnya juga harus dikonsolidasi nggak bisa lagi jenis perorangan," ujar Teten di Sorong, Kamis (27/2).

Baca Juga: Luhut tidak ingin ada pengembangan perkebunan sawit di wilayah Papua

Jadi, nantinya semua petani dari komoditas unggulan akan dilebur menjadi satu di dalam koperasi. Peleburan ini tentu saja disesuaikan dengan latar belakang dari petani komoditas, dengan tujuan tentu saja untuk mendorong mereka agar memiliki usaha yang lebih besar lagi.

Jika model bisnis ini dilakukan, maka proses pembiayaan dari pemerintah akan semakin mudah, serta dapat dipastikan bahwa pihak perbankan akan bersedia membantu. Selain itu, model bisnis ini juga akan mempermudah apabila ada pembeli yang ingin membeli produk dengan skala besar.

"Jadi, dengan ini sebenarnya ada opportunity UMKM dan koperasi itu bisa di scalling up, karena komoditasnya memang komoditas unggul dan memang kami mau orientasi ekspor. Kami harus mulai mengonsolidasi petani-petani perorangan menjadi petani berkelompok, dalam koperasi misalnya. Lalu dari pertanian skala kecil ke dalam skala bisnis dan ini yang sekarang opportunity-nya ingin kami lakukan," ungkap Teten.

Alasan lain yang mendorong Teten melakukan konsolidasi adalah untuk mempermudah pembangunan infrastruktur pendukung, seperti transportasi.

Apabila para petani di komoditas unggul ini belum terkonsolidasi dan masih berpencar, maka pembangunan infrastruktur tentu akan sulit dilakukan.

Sebagai contoh, apabila nanti Menkop UKM bersama pemerintah daerah akan membuat bisnis, maka pembangunan lahan harus menjanjikan dan berada pada lahan seluas 100-1000 hektare (ha).

Baca Juga: Investasi UMKM di Papua nantinya bisa dalam bentuk investasi hijau

"Itu pelakunya petani-petani tetapi sudah berkelompok di dalam satu area, jangan terpencar. Kalau terpencar-pencar maka akan sulit, membangun infrastrukturnya mahal. Jalan, transportasi dan lain sebagainya, kira-kira itu konsepnya," kata Teten.

Namun demikian, Teten belum dapat memastikan kapan pemetaan konsolidasi ini akan dilakukan. Ia memaparkan, setelah pertemuan green investment di Papua Barat, pihaknya akan melakukan pertemuan lanjutan di Jakarta untuk menyusun rencana kerja, menentukan lokasi pembangunan, serta rincian lainnya.

"Nanti saya di Kemenkop akan mengembangkan model bisnisnya atau model usahanya, tetapi semua pelakunya memang harus rakyat, karena ini ekonomi rakyat," kata Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×