kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski biaya pencadangan meningkat, permodalan perbankan diklaim masih kuat


Selasa, 04 Mei 2021 / 16:53 WIB
Meski biaya pencadangan meningkat, permodalan perbankan diklaim masih kuat
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang?BNI?di Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (11/1). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/01/2021


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi masih membayangi kualitas kredit perbankan di tahun 2021. Agar kualitas kredit masih bisa terkontrol, bankir tetap melakukan pencadangan guna membendung potensi pemburukan kualitas kredit.

 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN) sebesar Rp 4,81 triliun pada Maret 2021. . Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan nilai itu meningkat 127,7% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun.

Novita menyatakan sesuai PSAK 71 perbankan menyesuaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), lebih besar dibanding sebelumnya. Lantaran PSAK 71 mewajibkan perusahaan untuk menyediakan pencadangan secara forward looking

Baca Juga: Bank Danamon proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 minus 1,63% yoy

“Dampak penerapan PSAK baru ini bisa saja berakibat pada penurunan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR). PSAK 71 mengharuskan perbankan untuk menghitung CKPN dengan menambahkan prediksi masa depan atau kerugian yang diperkirakan (expected loss),” paparnya kepada Kontan.co.id pada Senin (3/4).

Kendati demikian, BNI tetap mencatatkan kenaikan CAR menjadi ke posisi 18,1% pada kuartal pertama 2021. Nilai itu meningkat dibanding dengan tahun kuartal keempat 2020 pada posisi 16,8%. 

“Hal itu berkat berbagai langkah yang kami lakukan sehingga dapat menahan kecenderungan penurunan CAR, salah satunya adalah dengan penerbitan Tier 2 Subordinated Notes sebesar US $ 500juta dengan bunga sebesar 3,75% per tahun untuk tenor 5 tahun,” kata Novita. 

Ia melihat mulainya pemulihan perekonomian akan diikuti oleh perbaikan bisnis para debitur sehingga jumlah debitur yang membutuhkan restrukturisasi pun menurun dan dapat bergerak sendiri untuk berkembang. Maka kebutuhan BNI untuk memupuk CKPN akan dapat berkurang. Dengan demikian, penguatan CAR pun menjadi sangat memungkinkan, untuk mendukung pertumbuhan bisnis. 

Baca Juga: Obligasi Bank OCBC NISP meraih peringkat idAAA

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mencatatkan biaya pencadangan pada tiga bulan pertama 2021 senilai Rp 5,4 triliun. Nilai itu meningkat 55,4% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 3,47 triliun. Namun menurun dibandingkan kuartal keempat  24,9% dari posisi Rp 7,19 triliun. 

Meski begitu, pihak Bank Mandiri memandang alokasi pencadangan tersebut tidak berdampak banyak terhadap posisi permodalan perseroan. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan Posisi CAR Bank Mandiri sebesar 18,51% pada Maret 2021. Posisi itu lebih kuat  dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 17,65%.

“Peningkatan CAR terjadi karena adanya penambahan modal dari laba ditahan sebesar 40% dari laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi di tahun 2020. Sehingga kondisi likuiditas Bank Mandiri saat ini sangat baik untuk melakukan ekspansi bisnis,” kata kepada Kontan.co.id.

Lanjutnya, guna menjaga agar kondisi ini bisa dipertahankan, Bank Mandiri akan tetap menerapkan strategi ekspansi yang prudent untuk menjaga kualitas pembiayaan.

Baca Juga: Indomobil Finance Indonesia (IMFI) memperoleh pinjaman sindikasi sebesar US$ 270 juta

PT Bank Danamon Tbk menyatakan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) di sekitar Rp 7 triliun pada kuartal pertama 2021. Direktur Bank Danamon Dadi Budiana menyatakan CKPN itu telah berada pada posisi yang tinggi. Ia menyebut naik Rp 2,5 triliun dibandingkan akhir 2019 lalu. Ia menyatakan hal itu juga dipengaruhi oleh penerapan PSAK 71.

“CAR Danamon pada kuartal pertama 2021 di level 26,2% untuk dan  25,7% untuk konsolidasi. Jadi modal CAR kami masih sangat bagus, dan ini kami sangat strong di sektor ini. Hampir 100% itu tier 1, dan sangat mencukupi untuk bisnis ke depan,”tambahnya. 

Adapun Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan rasio prudential sektor jasa keuangan masih terjaga dengan baik dalam kondisi yang stabil. Bahkan Ia menyebut ada tanda-tanda perbaikan yang lebih terlihat dibandingkan bulan sebelumnya

“Dapat kami sampaikan, hingga Maret 2021, perbankan masih menunjukkan permodalan yang kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) pada level 24,18%," kata Wimboh.

Selanjutnya: OCBC NISP Ventura targetkan danai lima start up tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×