Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mengalami tekanan pada kuartal pertama 2020. Kendati demikian, kinerja keuangan perusahaan masih tumbuh optimal.
Emiten multifinance dengan sandi saham AMDF ini mencatatkan laba bersih setelah Rp 520,1 miliar pada kuartal pertama 2020. Nilai itu tumbuh 12,28% year on year (yoy) dari pencapaian kuartal 1-2019 sebanyak Rp 463,2 miliar.
Baca Juga: Banyak tekanan, Pembiayaan baru Adira Finance turun 11% di Kuartal I
“Target tahun ini akan ada revisi, tapi masih belum bisa dipastikan karena masih melihat perkembangan perekonomian. Saat ini kami fokus untuk restrukturisasi. Untuk pembiayaan baru masih sulit karena kemampuan membayar berkurang karena tidak berproduktif,” ujar Hafid kepada Kontan.co.id pada akhir pekan.
Kinerja pada kuartal pertama 2020 tersebut tertopang oleh peningkatan piutang pembiayaan sebesar 4% yoy menjadi Rp 54,7 triliun. Padahal pembiayaan baru menurun 11% yoy menjadi Rp 8,4 triliun dibandingkan posisi yang kuartal pertama 2019.
Oleh sebab itu, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga sebesar 5,5% yoy menjadi Rp 3,1 triliun. Walaupun biaya bunga naik 6,4% yoy menjadi Rp 1,2 triliun.
Hal ini menyebabkan pendapatan operasional naik sebesar 8,7% yoy menjadi Rp 2,1 triliun. Beban operasional mengalami kenaikan sebesar 7,0% yoy menjadi Rp 969 miliar. Sehingga rasio ROA da ROE juga mengalami kenaikan dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya masing-masing menjadi 6,1% dan 28,5%.
Baca Juga: Pefindo beri rating AAA atas rencana Pegadaian rilis obligasi Rp 10 triliun
“NPL kami meningkat dari 1,7% menjadi 1,8% dari piutang yang dikelola di kuartal I-2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Manajemen akan lebih berhati-hati dan selektif dalam penyaluran pembiayaan baru dalam menghadapi lingkungan bisnis yang memburuk," kata dia.
"Gearing Ratio turun menjadi 3,0x dari 3,5x di kuartal I-2019, yang jauh lebih rendah dari level OJK yang diatur pada 10x,” tambah Hafid.
Adapun total pinjaman eksternal Adira Finance turun 4% menjadi Rp 22,1 triliun di kuartal I-2020. Penurunan total pinjaman ini dikarenakan turunnya total pinjaman pada obligasi dan sukuk sebesar 10% menjadi Rp 9,6 triliun atas obligasi dan sukuk yang jatuh tempo sebesar Rp 4,7 triliun hingga kuartal pertama tahun ini.
Baca Juga: Praktisi: Tren KPR syariah kian diminati generasi milenial
Sementara itu, total pinjaman bank naik sebesar 2% menjadi Rp 12,5 triliun yang terdiri dari 33% pinjaman dalam negeri, sedangkan 67% pinjaman luar negeri.
"Kami sepenuhnya melakukan lindung nilai atas pinjaman luar negeri kami baik dalam tingkat bunga pokok maupun tingkat bunga. Selain itu, kita juga mendapatkan dukungan dari perusahaan induk yaitu Bank Danamon dalam bentuk Pembiayaan Bersama yang mewakili 44% dari piutang yang dikelola hingga Maret 2020,” kata I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News