kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski DPK valas mulai naik, perbankan tak mau ngoyo


Rabu, 12 Februari 2020 / 20:34 WIB
Meski DPK valas mulai naik, perbankan tak mau ngoyo
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank BNI Jakarta, Senin (27/1).BI) per Desember 2019 lalu total DPK valas meningkat sebesar 3,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 793,6 triliun./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/01/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dalam mata uang asing (valas) mulai menunjukkan peningkatan. Merujuk data Bank Indonesia (BI) per Desember 2019 lalu total DPK valas meningkat sebesar 3,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 793,6 triliun.

Kendati tipis, peningkatan ini lebih positif dibandingkan periode November 2019 yang minus 5%.

Baca Juga: Bankir yakin potensi pertumbuhan bisnis remitansi masih menjanjikan

Bila dirinci, pertumbuhan tersebut mayoritas ditopang dari peningkatan dana giro sebesar 14,2% yoy menjadi Rp 346,2 triliun. Membaik dibandingkan sebulan sebelumnya yang turun 16% yoy. Meski begitu, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id mengaku sampai saat ini tak menjadikan DPK valas sebagai sasaran utama.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang mengatakan porsi DPK valas terhadap total DPK perseroan masih berada di kisaran 18%-20%. Posisi ini menurut Direktur Tresuri dan Internasional BNI Bob Tyasika Ananta relatif stabil. "Tingkat pertumbuhan DPK valas berada di kisaran 15%," singkatnya, Rabu (12/2).

Di sisi lain, pertumbuhan DPK valas BNI memang jauh melampaui peningkatan secara total. Tahun lalu, BNI mencatatkan total DPK baru tumbuh 6,1% yoy dari Rp 578,77 triliun menjadi Rp 614,31 triliun.

Senada, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan juga menegaskan bahwa pihaknya tak menjadikan DPK valas sebagai acuan utama. Praktis, bank bersandi bursa BNGA ini pun tak mematok pertumbuhan pada produk tersebut.

Baca Juga: Penerbitan obligasi multifinance menurun di 2019, bagaimana tahun ini?

"Kami tidak berfokus pada dana valas, karena mayoritas pinjaman di rupiah," ujarnya. Adapun, menurut Lani sampai dengan akhir tahun lalu pertumbuhan DPK valas masih terbilang rendah di bawah 5%. Sementara dari sisi porsinya terhadap total DPK masih di bawah 10%.



TERBARU

[X]
×