Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) melihat prospek kredit modal kerja masih menjanjikan. Direktur Utama BRI Agro Ebeneser Girsang bilang namun masih perlu dicermati mengingat masih adanya pandemi Covid-19.
“Sektor yang masih berpeluang, diantaranya sektor pertanian, komunikasi, kesehatan dan bisnis yang terkait dengan listrik, gas dan air. Sedangkan yang perlu diwaspadai, sesuai laporan tingkat NPL dari otoritas yang berwenang, diantaranya mining dan pariwisata,” papar Ebeneser kepada Kontan.co.id pada Jumat (5/3).
Ia bilang proyeksi pertumbuhan kredit modal kerja BRI Agro tahun ini terbilang moderat, dan memprioritaskan konsolidasi. Sedangkan posisi kredit modal kerja sampai dengan akhir Desember 2020 mencapai sebesar 38,2% dari total kredit.
Baca Juga: Bank Syariah Indonesia bidik pembiayaan pemilikan rumah Rp 38 triliun pada 2021
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) memproyeksi kredit modal kerja pada tahun ini sebesar Rp 6,7 triliun. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar bilang untuk mencapai target itu, bank akan meningkatkan penetrasi kredit dengan mengutamakan debitur existing. Namun tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“Kredit modal kerja Bank Sumut per Februari 2021 sebesar Rp 6,1 triliun sedikit menurun secara tahunan dibanding Februari 2020 sebesar Rp 6,8 Triliun mengingat pandemi. Proyeksi kredit modal kerja pada Tahun 2021 sebesar Rp 6,7 triliun,” papar Syahdan kepada Kontan.co.id pada Jumat (5/3).
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tengah mencermati permintaan kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan. Hal ini sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim bilang sepanjang tahun 2020, secara konsolidasi total kredit BCA tercatat sebesar Rp 588,7 triliun atau melemah 2,5% YoY. BCA mencatatkan kredit modal kerja BCA sebesar Rp287 triliun.
Baca Juga: Ada aturan baru tentang PPh terkait emas, bagaimana dampaknya bagi Pegadaian?
“Kami mencermati bahwa penyaluran kredit modal kerja menjadi yang paling awal terdampak pandemi Covid-19 karena industri manufaktur dan jasa terdampak langsung saat kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) dilakukan,” ujar Vera kepada Kontan.co.id pada Jumat (5/3).
Namun demikian, BCA tetap optimis bahwa geliat perekonomian di Indonesia akan bangkit kembali seiring dengan pemulihan yang saat ini mulai berjalan disertai dengan penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan.
Selanjutnya: Dorong penguatan ekonomi masyarakat, OJK resmikan dua bank wakaf mikro di Surakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News