kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski menantang, kinerja UUS sepanjang 2019 masih positif


Senin, 24 Februari 2020 / 19:30 WIB
Meski menantang, kinerja UUS sepanjang 2019 masih positif
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah di CIMB Niaga Syariah.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja unit usaha syariah (UUS) bank besar di tahun 2019 lalu kian moncer. Hal ini tercermin dari total pembiayaan UUS per November 2019 lalu yang mencapai Rp 128,64 triliun. Realisasi ini naik 14,15% dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 112,69 triliun.

Bila dirinci, pertumbuhan pembiayaan tersebut mayoritas disumbang dari pembiayaan segmen konsumsi sebesar Rp 64,78 triliun per November 2019 meningkat 13,22% secara year on year (yoy). Salah satu UUS dengan kinerja positif di tahun lalu yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) yang membukukan pembiayaan naik sebesar 24,9% yoy dari Rp 26,51 triliun menjadi Rp 33,1 triliun di akhir 2019.

Baca Juga: Bank syariah pacu pembiayaan infrastruktur

Direktur Perbankan Syariah CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan peningkatan pembiayaan juga dibarengi dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 37,5% secara tahunan menjadi Rp 32,59 triliun. 

Alhasil laba sebelum pajak UUS CIMB Niaga meningkat tinggi yakni 63,7% yoy dari Rp 702 miliar menjadi Rp 1,14 triliun akhir 2019 lalu.

Laba tersebut juga menyumbang sebesar 21,6% dari total laba CIMB Niaga di tahun lalu. Meningkat dari kontribusi tahun sebelumnya yang baru 14,5%. "Paling besar tahun lalu dari konsumer. Lebih dari 50% pembiayaan tahun lalu dari sana khususnya KPR," tuturnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/2).

Di tahun 2020 ini CIMB Niaga mematok pertumbuhan pembiayaan dan DPK di atas 20% secara yoy. Selain itu, per akhir 2019 lalu rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) CIMB Niaga Syariah masih terjaga 0,98%. Posisi ini menurut Pandji stagnan dari tahun sebelumnya. 

"NPF tahun ini harus dijaga di bawah 1%," imbuhnya.

Di sisi lain, UUS PT Bank Permata Tbk (Permata Syariah) justru mencatatkan pembiayaan menurun. Merujuk laporan keuangan kuartal IV 2019 lalu total pembiayaan UUS Bank Permata tercatat sebesar Rp 14,56 triliun. Realisasi tersebut menurun dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 15,18 triliun atau turun sekitar 4,08% secara tahunan.

DPK masih naik 20% dari periode tahun 2018 sebesar Rp 14,98 triliun menjadi Rp 17,98 triliun tahun lalu. Selain itu, tingkat NPF gross Permata Syariah juga naik dari 0,9% di 2018 menjadi 1,39% di tahun 2019.

Meski begitu, Direktur Perbankan Syariah Bank Permata Herwin Bustaman mengatakan di tahun ini pembiayaan ditargetkan tumbuh 9%-10%. 

"Kami optimistis bisa tumbuh sama dengan industri sebesar 9%-10% tahun ini," ujarnya pekan lalu. 

Baca Juga: Bank Syariah pasang target tinggi pada 2020, ini pertimbangannya

Untuk lebih mendorong pertumbuhan, tahun ini Bank Permata Syariah akan mulai masuk ke segmen komersial dan korporasi.

Menurutnya pada tahun lalu pembiayaan syariah secara industri memang belum begitu deras. Mengingat kondisi ekonomi dan likuiditas perbankan yang cukup menantang. 

Selain bakal mendorong korporasi dan komersial, Permata Syariah juga bakal tetap fokus pada segmen pembiayaan andalan perseroan yakni usaha kecil dan menengah (UKM). 

Nah, calon debitur yang bakal disasar di tahun ini antara lain debitur BUMN dan papan atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×