Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai tantangan mewarnai industri perbankan tahun ini sehingga berdampak pada laju pertumbuhan laba yang cukup melambat, termasuk bank BUMN. Meski demikian, bank milik negara ini diperkirakan tetap mampu memberikan dividen jumbo dari tahun buku 2024.
Jika menilik data kinerja bank-bank pelat merah pada semester I-2024, perlu disadari bahwa pertumbuhan laba mereka tak ada yang mencapai dobel digit. Tertinggi hanya ditorehkan oleh PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan pertumbuhan laba 5,22% secara tahunan (yoy).
Di sisi lain, pemerintah dalam Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 menargetkan dividen perusahaan pelat merah ditaksir mencapai Rp 86 triliun, naik dari proyeksi tahun ini yang mencapai Rp 85,2 triliun. Di mana, sektor perbankan selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar pada dividen perusahaan BUMN.
Baca Juga: Ekosistem Ultra Mikro BRI Jangkau 36,1 juta Pelaku Usaha
Secara historis, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi bank BUMN dengan dividen terbesar dengan yang paling terakhir mencapai Rp 48,1 triliun. Maklum, bank yang menyasar segmen UMKM dalam tiga tahun terakhir selalu memberikan rasio dividen hingga 80%.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa mau berapapun laba yang didapat BRI di tahun ini, dipastikan rasio dividen BRI akan tetap besar. Sebab, ia melihat BRI sudah memiliki permodalan yang cukup kuat sehingga tak perlu menyisihkan laba ditahan.
Sebagai gambaran, saat ini BRI memiliki rasio CAR pada kisaran 24%. Jika memang rasio tersebut harus turun 2% tiap tahunnya, maka Sunarso memastikan dividen jumbo bisa tetap dibagikan BRI setidaknya hingga lima tahun ke depan.
Baca Juga: Boss BSI: Pak Erick punya Strong Leadership dan Gesit Ambil Keputusan
"Sedangkan kalau kita mau tumbuh, asumsi katakanlah kita memakai modal 2% saja untuk tumbuh setiap tahun, maka kita jaga di CAR minimumnya katakanlah sudah sangat prudent itu 17,5%," ujar Sunarso.