kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Migas lesu, Tugu Pratama pacu bisnis lain


Selasa, 18 Agustus 2015 / 10:36 WIB
Migas lesu, Tugu Pratama pacu bisnis lain


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) menggenjot lini bisnis di luar asuransi minyak dan gas (migas). Pasalnya, bisnis migas saat ini sedang lesu.

Menurut Direktur TPI Sigit Suciptoyono, saat ini kondisi di industri migas cukup berat lantaran tren harga minyak dunia masih melemah. Akibatnya perusahaan migas juga cenderung memangkas rencana ekspansi. "Proyeknya pun lebih terbatas," kata dia kepada KONTAN, belum lama ini.

Sebagai gantinya, Tugu Pratama mengembangkan lini bisnis asuransi yang lain. Termasuk lini bisnis asuransi properti yang kini menjadi penyumbang premi terbesar dalam kinerja mereka.

Sigit bilang, lini bisnis asuransi properti  berkontribusi sebesar 43% dari total premi bruto yang TPI peroleh. "Tapi memang di dalamnya termasuk properti dari perusahaan migas," ungkap dia.

Hingga Juli 2015, TPI mengantongi premi bruto sebesar US$ 118,8 juta. Sekitar US$ 51 juta berasal dari lini bisnis asuransi properti.

Selain asuransi properti, TPI juga menggenjot beberapa lini bisnis lain seperti asuransi engineering, marine hull, marine cargo, protection & idemnity, sampai asuransi proyek (suretyship).

Sekadar catatan, beberapa tahun ke belakang, lini bisnis asuransi migas menyumbang lebih dari separuh bisnis TPI. Terutama dari PT Pertamina yang merupakan induk usaha Tugu Pratama.

Ubah rencana

Tak hanya itu, Tugu Pratama juga mengubah rencana dalam menggarap dua anak usahanya yakni PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re) dan PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri. Awalnya, TPI bakal menjual saham di Asuransi Jiwa Tugu Mandiri ke Dana Pensiun (Dapen) Pertamina. Sebagai gantinya TPI akan membeli saham Dapen Pertamina di Tugu Re.

Namun, menurut Sigit, rencana tersebut urung terjadi. Sebab Dapen Pertamina urung membeli Asuransi Tugu Mandiri. Ini karena kesepakatan harga belum cocok.

Namun, Tugu Pratama masih tetap melanjutkan rencananya menambah saham di Tugu Re dengan jalan mengambil saham milik Dapen Pertamin. Saat ini, kepemilikan saham TPI di Tugu Re sebesar 37,67%, sedangkan Dapen Pertamina mengantongi 13,92% saham Tugu Re.

Sigit bilang, saham Dapen Pertamina tersebut akan dibeli sehingga TPI bisa menguasai kepemilikan saham di Tugu Re. Bila seluruh saham Dapen Pertamina diakuisisi, maka TPI akan jadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,59%.

Saat ini, Sigit menambahkan, negosiasi harga masih berlangsung. Hanya saja, ia masih enggan membocorkan penawaran harga yang diajukan untuk akuisisi saham itu. "Namun, kami yakin bulan depan bisa beres prosesnya," kata Sigit.

Setelah menjadi pemegang saham mayoritas di Tugu Re, TPI akan menjadi lebih leluasa dalam berbisnis reasuransi. Terlebih Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya meningkatkan kapasitas reasuransi di dalam negeri.

Hingga akhir tahun ini, TPI menargetkan bisa mengantongi premi hingga US$ 264 juta. Hingga Juli, TPI mengantongi 45% dari target itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×