Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah upaya meningkatkan kredit-kredit ke sektor berkelanjutan, tampaknya sektor pertambangan tetap menjadi daya tarik. Di mana, pertumbuhan kredit ke sektor pertambangan tetap terakselerasi. Bahkan, pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan kredit secara umum.
Mengacu pada laporan uang beredar Bank Indonesia (BI), kredit perbankan secara umum tumbuh 6,9% secara tahunan (YoY). Sementara, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian tercatat naik 17,03% YoY.
Jika dilihat dari sisi penggunaannya, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian paling banyak untuk kredit investasi. Mengingat, pertumbuhannya mencapai 49,3% YoY menjadi Rp 221 triliun.
Di sisi lain, kredit yang digunakan untuk modal kerja memang mengalami kontraksi 10,3% YoY menjadi Rp 157,5 triliun.
Baca Juga: Perbankan Optimistis Penyaluran Kredit Masih Bisa Tumbuh Positif pada Kuartal IV-2025
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae berpandangan bahwa sektor ini memang masih menjadi pendorong penyaluran kredit perbankan. Di mana, ia juga menyebutkan sektor pengangkutan dan pergudangan menjadi sektor pendorong lainnya.
“Pertumbuhan kredit dari sektor-sektor tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target kredit perbankan sampai akhir tahun ini,” ujar Dian dalam keterangannya, Sabtu (23/11/2025).
Sementara itu, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan portofolio kredit pertambangan di BCA lebih ditujukan untuk sektor hilirisasi. Ia melihat hilirisasi industri di Indonesia sebagai peluang mendorong pembangunan nasional.
Sebagai gambaran, portofolio kredit pertambangan milik bank swasta terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 31,34 triliun per September 2025. Angka ini meningkat dari posisi akhir 2024 yang senilai Rp 26,28 triliun.
“Kami berupaya menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial dengan memperhatikan berbagai pertimbangan seperti kondisi perekonomian domestik maupun global, serta potensi bisnis calon debitur,” ujar Hera.
Di sisi lain, ia bilang pihaknya tetap menyadari pentingnya peran sektor keuangan dalam memperkuat ketahanan energi serta mempercepat transisi menuju ekonomi hijau. Alhasil, pihaknya terus mendanai kebutuhan investasi hijau dan dukungan kepada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dalam hal ini, BCA mengoptimalkan penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan. Penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor berkelanjutan naik 12,7% YoY mencapai Rp 241 triliun per September 2025, setara 25,5% dari total portofolio pembiayaan.
“BCA terus mengedepankan prinsip-prinsip perbankan yang pruden dalam menyalurkan kredit,” tambahnya.
Baca Juga: Kredit UMKM 2025: Tren Pemburukan Berlanjut, Penyaluran Kredit UMKM Turun 0,1%
Sementara itu, Direktur Business Banking CIMB Niaga Rusly Johannes bilang pertambangan memang masih menunjukkan kinerja yang kuat secara industri. Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang terjadi di CIMB Niaga.
Hanya saja, ia menegaskan pertumbuhan sektor pertambangan di CIMB Niaga lebih didorong oleh proyek hilirisasi mineral seperti nikel dan tembaga, yang mendorong rantai pasok elektrifikasi, terutama di kendaraan.
“Prospek pembiayaan untuk sektor ini masih positif terutama untuk komoditas minerba non-batubara yang terkait rantai pasok elektrifikasi dan hilirisasi,” jelasnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan menambahkan pihaknya sudah memiliki limit untuk sektor-sektor tertentu sesuai dengan risk appetite yang sudah dibentuk. Dus, jika memang di satu sektor belum mencapai limit, maka ekspansi terus berjalan.
“Untuk pertambangan kebetulan masih berjalan normal apabila ada nasabah baru atau existing yang membutuhkan sesuai dengan risk framework kami,” tambahnya.
Selanjutnya: Kinerja Terus Membaik, GOTO Diproyeksikan Kian Dekat Mencetak Keuntungan
Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













