Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minimnya persaingan kinerja di industri perbankan syariah telah berdampak pada pergerakan saham-saham emiten di sektor tersebut, dengan hanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang berhasil mencetak imbal hasil positif sejak awal tahun.
Industri perbankan syariah saat ini sedang mengalami dorongan untuk menguatkan bisnisnya, dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong adanya konsolidasi untuk meningkatkan persaingan di sektor ini.
BRIS merupakan salah satu pemain utama di industri ini, dengan aset melampaui Rp 300 triliun dan kapitalisasi pasar mencapai Rp 100 triliun. Saham BRIS telah mengalami kenaikan sekitar 40,23% secara year to date (ytd) menjadi Rp 2.430 per saham pada data terakhir.
Baca Juga: Melihat Kinerja Sejumlah Bank Syariah pada 2023, Siapa Paling Moncer?
Di sisi lain, emiten bank syariah lainnya seperti PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) mengalami penurunan harga saham. BTPS dan BANK telah mengalami koreksi sebesar 19,23% dan 20,16% secara berturut-turut sejak awal tahun, sementara PNBS memiliki pergerakan harga yang lebih datar.
Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memperkuat fundamental bank syariah yang ada saat ini penting untuk meningkatkan market share dan penetrasi nasabah.
BRIS telah menjadi contoh dengan melakukannya dan menghasilkan dampak positif.
Baca Juga: Sejumlah Bank Syariah Catat Penurunan NPF Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Covid-19
Di samping itu, CEO Edvisor, Praska Putrantyo, menyoroti variasi kinerja perbankan syariah di pasar saham, yang dipengaruhi oleh kapitalisasi pasar dan nilai aset.
Untuk meningkatkan pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi, Praska menyarankan adanya inovasi pada produk-produk perbankan syariah yang dapat mengimbangi dengan perbankan konvensional dan digital.
Dalam hal ini, perlu selektivitas dalam memilih saham perbankan syariah dengan mempertimbangkan konsistensi pertumbuhan pos pendapatan dan laba, serta valuasi yang menarik. Contohnya, BRIS direkomendasikan sebagai buy on weakness di level Rp 2.170, dengan target harga di Rp 2.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News