kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Survei: Banyak Keluarga di Asia Belum Punya Kesiapan dalam Perencanaan Warisan


Selasa, 04 November 2025 / 22:46 WIB
 Survei: Banyak Keluarga di Asia Belum Punya Kesiapan dalam Perencanaan Warisan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di PT. Sun Life Financial Indonesia (Sun Life), Jakarta, Selasa (22/4).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sun Life Indonesia merilis survei bertajuk Passing the Torch: Building Lasting Legacies in Asia yang menunjukkan bahwa keamanan finansial menjadi fondasi utama dalam perencanaan warisan di Asia. 

Survei yang melibatkan lebih dari 3.000 responden di enam negara, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam, menggali pandangan dan perilaku masyarakat dalam merencanakan warisan, baik dalam bentuk kekayaan maupun nilai-nilai keluarga.

Sekitar 60% responden khawatir kekayaan mereka tak akan bertahan melewati generasi anak-anaknya. Temuan ini menyoroti pentingnya perencanaan warisan yang lebih terstruktur dan peningkatan literasi finansial lintas generasi.

Kemudian sebanyak 70% responden menempatkan perlindungan finansial keluarga sebagai prioritas utama dalam perencanaan warisan, disusul kejelasan rencana pewarisan untuk menghindari sengketa (53%) dan pembangunan kekayaan yang dapat diwariskan (48%).

Mayoritas berharap warisan tetap produktif. Sekitar 59% ingin aset diinvestasikan dalam instrumen finansial, asuransi jiwa, atau bisnis keluarga, sementara porsi yang sama berharap warisan digunakan untuk kebutuhan dasar. Sebanyak 56% juga ingin dana warisan dimanfaatkan untuk pendidikan anak hingga perguruan tinggi atau pelatihan kejuruan.

Baca Juga: Sun Life Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan

Kekhawatiran terbesar datang dari kelompok berpenghasilan tinggi. Sebanyak 28% sangat khawatir kekayaan keluarga tak berlanjut ke generasi berikutnya. Lebih dari separuh atau 55% menilai ahli waris belum siap mengelola harta. Hanya 31% yang percaya anak-anak mereka akan menjaga serta mengembangkan nilai keluarga.

Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia, Maika Randini, mengatakan, konsep warisan kini tak hanya menyangkut harta, tetapi juga rasa aman, pendidikan, dan makna hidup bagi generasi berikutnya. “Hasil survei ini menegaskan pentingnya perencanaan proaktif, bimbingan profesional, serta komunikasi terbuka dalam keluarga agar nilai dan aset dapat diwariskan secara berkelanjutan,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).

Bagi banyak keluarga di Asia, warisan tak lagi sekadar harta benda. Sebanyak 41% responden ingin mewariskan kekayaan berupa uang, properti, atau bisnis keluarga, 15% ingin melanjutkan tradisi, dan 13% berharap meninggalkan pengaruh positif bagi keluarga serta sahabat.

Namun, kekhawatiran akan pudarnya nilai-nilai keluarga masih tinggi. Hanya 31% yakin anak-anak mereka akan menjaga tradisi keluarga. Penyebab utamanya antara lain perbedaan prioritas antar generasi (58%), keterlibatan terbatas (39%), salah tafsir terhadap nilai (30%), dan lemahnya ikatan keluarga (29%).

Maika menegaskan, semakin banyak keluarga kini memandang warisan lebih dari sekadar peninggalan finansial, melainkan warisan nilai, pendidikan, dan kesempatan hidup yang lebih baik bagi generasi berikutnya.

Baca Juga: Sun Life Dorong Tenaga Agensi Terus Tingkatkan Literasi Asuransi

Kesadaran akan pentingnya perencanaan warisan meningkat, namun kesiapan masih rendah. Hanya 19% responden merasa siap jika sesuatu terjadi hari ini, dan baru 10% memiliki rencana warisan lengkap. Meski 70% mengetahui dokumen seperti surat wasiat atau perwalian, hanya 38% yang menggunakannya. Diskusi warisan pun umumnya masih informal menurut 44% responden dan hanya 27% yang menilai cara ini efektif.

Pendidikan finansial kini dianggap sebagai bentuk warisan penting. Sekitar 54% responden berbagi pengalaman finansial, 53% berdiskusi terbuka tentang keuangan, dan 53% mengajarkan dasar pengelolaan uang. Minat terhadap penasihat keuangan juga meningkat—37% sudah menggunakan jasanya dan 42% berencana melakukannya, terutama kalangan berpenghasilan tinggi dan Gen Z.

Menurut Maika, banyak keluarga mulai membicarakan warisan, namun belum memiliki rencana konkret. Diskusi terstruktur yang melibatkan seluruh anggota keluarga penting untuk mencegah konflik dan menjaga kesinambungan. Ia menegaskan, kini banyak keluarga ingin mewariskan nilai, pengetahuan, dan kebijaksanaan, bukan sekadar harta.

Selanjutnya: Amerika Serikat Merilis Sanksi Baru Terkait Korea Utara

Menarik Dibaca: Inspirasi Ruang Gaya Mode: Cara Kim Lewis Menyatukan Warna, Pola, dan Kenyamanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×