Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang terjadi di pasar modal masih membanyangi kinerja investasi pengelola dana pensiun. Alhasil, pelaku industri dana pensiun diperkirakan tak akan terlalu agresif mengubah potofolio investasi di sisa tahun ini.
Menurut Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri, setiap dana pensiun sudah memiliki arahan investasi yang ditentukan tiap tahun. Biasanya kebijakan investasi akan mengikuti arahan tersebut.
Berkaca pada kondisi pasar modal dalam beberapa tahun ke belakang, ia menilai arahan investasi dari pengelola dana pensiun cenderung konservatif untuk meminimalisir risiko volatilitas pasar. Sehingga perencanaan porsi investasi di pasar modal relatif tak besar.
"Karena itu dana pensiun tak akan mengubah portofolio investasi secara besar-besaran," katanya baru-baru ini.
Hingga kuartal III-2018, instrumen deposito masih menjadi tempat terbesar bagi dana pensiun dalam menanamkan investasinya yakni mencapai Rp 66 triliun. Dibekalangnya ada keranjang surat berhara negara (SBN) sebesar Rp 57,9 triliun. Lalu obligasi korporasi sebanyak Rp 55,1 triliun.
Sementara investasi di instrumen saham tercatat sebesar Rp 30,2 triliun. Kemudian sebesar Rp 15,7 triliun disimpan di keranjang reksadana.
Sementara itu Direktur Dana Pensiun Astra I Chairi Pitono bilang pihaknya lebih banyak mengandalkan investasi di pasar modal dalam pengelolaan investasi. Keranjang SBN menjadi tempat terbesar dengan porsi 35%. Sementara di saham porsinya mencapai sekitar 30%.
Ia mengakui kondisi pasar modal yang bisa naik-turun ikut mempengaruhi investasi Dana Pensiun Astra I. Namun kondisi tersebut dinilai sebagai hal yang wajar. Meski begitu, ia menyebut pihaknya terus mendorong kestabilang dalam investasi. Misalnya dengan memperbesar porsi SBN hold to maturity sejak beberapa tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News