kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.533   87,25   1,35%
  • KOMPAS100 939   12,48   1,35%
  • LQ45 731   8,80   1,22%
  • ISSI 209   2,39   1,16%
  • IDX30 378   3,35   0,89%
  • IDXHIDIV20 458   4,70   1,04%
  • IDX80 107   1,38   1,32%
  • IDXV30 113   1,52   1,36%
  • IDXQ30 124   0,82   0,67%

Mitsubishi dan Albaraka incar bank di Indonesia


Rabu, 29 September 2010 / 09:27 WIB
Mitsubishi dan Albaraka incar bank di Indonesia


Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemodal asing terus mengincar saham perbankan Indonesia. Paling baru, investor Jepang yaitu Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFJ) mulai membidik saham perbankan di Indonesia. Selain di Indonesia, investor Negeri Sakura ini juga berniat membeli saham perbankan di Korea Selatan dan Australia.

MUFJ akan membeli 15% hingga 20% saham perbankan di setiap negara tersebut. "Kemungkinan tahun depan kami membeli saham perbankan di negara tersebut," ungkap Tatsuo Tanaka, Chief Executive Officer (CEO) MUFJ, seperti dikutip Reuters, pekan lalu.

Seorang analis dari PT Bahana Securities Indonesia menduga, kemungkinan besar Mitsubishi mengincar PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk.

Direktur Konsumer BCA Henry Koenefi mengakui bahwa MUFJ sudah bertemu dengan manajemen BCA pada bulan Juni 2010 silam. Mereka bertanya-tanya seputar kinerja BCA. Tapi Henry enggan menanggapi kabar bahwa MUFJ akan membeli saham BCA. "Belum ada diskusi soal itu," tepis dia, Selasa (28/9).

Wakil Direktur Utama Bank Panin Roosniati Salihin mengaku belum tahu soal ketertarikan Mitsubishi terhadap Panin. "Itu urusan pemegang saham," tepis dia.

Selain MUFJ, investor asal Bahrain, yakni Albaraka Banking Group BSC, juga mengincar bank syariah di Indonesia. Bahkan, Albaraka telah menyediakan US$ 200 juta. "Kami akan mendirikan bank syariah di Indonesia atau mengakuisisi bank syariah yang sudah beroperasi," tutur Adnan Ahmed Yousif, Chief Executive Officer Albaraka seperti dikutip Bloomberg.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menilai wajar keinginan asing menguasai perbankan Indonesia. Sebab, tingkat laba perbankan Indonesia masih tinggi.
Persoalannya, jika Bank Indonesia tetap lembek membatasi kepemilikan asing, bisa-bisa bank di Indonesia jatuh semua ke pelukan asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×