Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia rupanya masih jadi ladang bagi kalangan modal ventura untuk berburu start up. Start up di Indonesia masih jadi bidikan modal ventura untuk didanai.
Salah satu perusahaan modal ventura tahap awal terbesar di Asia Tenggara, Jungle Ventures tengah mencari dua start up asal Indonesia untuk diinvestasi. Managing Partner Jungle Ventures David Gowdey menyatakan terdapat dua kriteria start up yang menjadi fokus yakni start up teknologi yang bergerak pada bisnis konsumer dan software.
“Biasanya kita memberikan pendanaan Seri A dan B, tapi kami juga melihat untuk pendanaan Pra seri A dan C. Saya melihat pasar Indonesia mengalami perubahan sejak 3-5 tahun. Kualitas bisnis dan pendiri usaha yang banyak mendirikan start up untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Kami menjadi pendiri start up yang berkualitas tidak masalah dia berasal dari mana,” ujar David di Jakarta pada Jumat (1/11).
Baca Juga: Dana segar dari perusahaan BUMN mulai berdatangan ke kantong Link Aja
Ia menyatakan selama ini, Jungle Ventures telah mengucurkan 30% pendanaannya pada start up India. Pendanaan yang diberikan berupa seri A dan B. Ia mengklaim pendanaan itu digunakan oleh start up India untuk melakukan ekspansi ke pasar Asia Tenggara.
Sedangkan 70% pendanaan lainnya telah diberikan ke pada start up di kawasan Asia Tenggara. Modal Ventura ini termasuk investor awal bagi 32 start up yang beberapa di kawasan itu. Ambil contoh RedDoorz, Pomelo Fashion, dan Kredivo. Selain itu, Jungle Ventures sudah memberikan investasi kepada start up asal Indonesia seperti Sociolla, WareSix, dan SweetEscape.
Asal tahu saja, Jungle Ventures III baru saja menutup penggalangan dana ketiga. Perusahaan ini telah mengumpulkan total pendanaan sebesar IS$ 240 juta, termasuk IS$ 40 juta yang diperoleh secara terpisah dalam komitmen akun kelolaan (managed account). Dana tersebut akan diinvestasikan pada berbagai perusahaan berteknologi inovatif dan bisnis digital di Asia Tenggara.
Jumlah pendanaan ini naik dua kali lipat lebih besar dari pendanaan sebelumnya, Jungle Ventures II pada 2016 lalu. Pada pendanaan tahap ini hampir 60% pendanaan berasal dari luar Asia.
Baca Juga: Sejak awal tahun hingga Oktober, Akseleran catat realisasi pinjaman Rp 600 miliar
Lebih dari 90% modal berasal dari investor institusional yang mencakup Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Asia. Jumlah investor baru mengambil porsi hampir 70% dari penggalangan dana investasi ini, dan sisanya merupakan investor lama.
Sementara itu, pemain modal ventura lain, Golden Gate Ventures juga masih akan mengucurkan investasi bagi para start up Indonesia.
Head of Indonesia Golden Gate Ventures Dea Surjadi menyataka telah menyuntik dana segar kepada sekitar 16 perusahana start up Indonesia. Pendanaan tersebut diberikan dengan rata-rata senilai US$ 500.000 hingga US$ 3 juta per start up.
“Hingga akhir tahun, kita masih akan terus mencari start up untuk diinvestasi. Namun secara target, kita tidak ada harus nemu berapa lagi. Adapun start up yang kami incar yang bergerak pada bidak logistik, kesehatan, dan fintech payment,” ujar Dea.
Baca Juga: Jual ST006, Investree beri bonus hingga Rp 30 juta kepada investor
Sedangkan untuk fintech P2P lending. Golden Gate Ventures tidak akan mencari pemain lain. Lantaran sudah memberikan investasi sedikit ke Modalku.
Ia menyatakan lebih nyaman memberikan pendanaan kepada P2P lending yang bergerak pada bidang pinjaman produktif.
Sedangkan untuk strategi tahun depan, Dea menyatakan strategi yang digunakan masih sama baik bidak start up maupun nominal pendanaan yang akan diberikan.
Kendati demikian, Ia mengaku terjadi tren baru dengan menggeliatnya bisnis social commerce. Ia menyatakan perusahaan akan melihat sektor ini lebih jauh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News