Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggara fintech peer to peer lending Modalku optimistis penyaluran pinjaman di 2021 lebih baik dari tahun lalu. Co-Founder & COO Modalku Iwan Kurniawan berharap, tren pinjaman bisa kembali ke kondisi normal.
“Tumbuh dobel masih oke, kami tetap bantu para pelaku UMKM meskipun saat kondisi sulit. Pada 2020, kami bantu jembatani cash flow mereka. Di 2021, depan mereka butuh modal untuk ke arah pertumbuhan,” ujar dia kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Guna mendukung pertumbuhan itu, Modalku akan fokus pada pinjaman modal bagi pebisnis online. Kendati demikian, Iwan menyatakan produk pinjaman invoice masih memiliki prospek yang besar lantaran masih sedikit digarap oleh institusi keuangan formal. Selain itu, kedua sektor ini secara risiko terbilang lebih terjaga.
Modalku telah menyalurkan pinjaman akumulasi sejak berdiri hingga saat ini senilai Rp 20,01 triliun hingga 2020. Pinjaman itu telah disalurkan kepada lebih dari 60.000 UMKM di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Baca Juga: Akseleran targetkan penyaluran pinjaman Rp 2 triliun di tahun 2021
Pinjaman tersebut disalurkan melalui 3,45 juta transaksi pinjaman yang didukung oleh lebih dari 100.000 pemberi pinjaman atau lender. Iwan menyatakan Modalku telah mendapatkan lisensi dari regulator keuangan di tiga negara.
Izin operasional di Singapura dikantongi dari Monetary Authority of Singapore. Sedangkan izin menjalankan bisnis P2P lending di Malaysia diperoleh dari Securities Commission Malaysia. Adapun di Indonesia Modalku berhasil mendapatkan lisensi sebagai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Tingkat keberhasilan pinjaman (TKB) 90 hari semakin membaik di level 96,67%. UMKM yang terdampak itu yang lebih ke mikro yang pinjamannya Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Jumlahnya banyak seperti yang punya warung atau toko kelontong, tapi secara nominal tidak terlalu besar,” papar Iwan.
Iwan menjelaskan untuk peminjam dari segmen usaha menengah dengan entitas PT maupun CV masih bisa bertahan. Apalagi Modalku lebih banyak menyasar fast moving consumer services (FMCS) dan sektor kesehatan.
Selanjutnya: Hingga November 2020, piutang pembiayaan multifinance terkoreksi 17,1%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News