Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer-to-peer (P2P) lending Modalku mencatat pencapaian signifikan hingga akhir Juli 2024, dengan total penyaluran pendanaan ke sektor produktif mencapai lebih dari Rp 61,7 triliun.
Country Head Modalku Indonesia, Arthur Adisusanto, menjelaskan bahwa nilai penyaluran pendanaan ini menunjukkan stabilitas jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Hingga akhir Juli 2024, Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 61,7 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama, total penyaluran pendanaan masih cukup stabil," ungkap Arthur saat berbincang dengan KONTAN pada Kamis (1/8).
Baca Juga: Modalku Sebut Sebagian Besar Pemberi Dana dari Luar Negeri Merupakan Individu
Cakupan Penyaluran Pendanaan
Modalku telah menyalurkan pendanaan kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Pencapaian ini mencerminkan komitmen Modalku dalam mendukung sektor UMKM yang vital bagi perekonomian regional.
Kondisi ekonomi yang tidak stabil menjadi tantangan signifikan bagi Modalku dan pelaku UMKM sebagai peminjam.
Meskipun demikian, Modalku terus berupaya melakukan inovasi dan kolaborasi untuk memperluas penetrasi UMKM ke berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, Modalku juga aktif memberikan literasi keuangan digital kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan pemahaman dan pengelolaan keuangan.
Baca Juga: Modalku Sebut Pengelolaan yang Baik Bisa Minimalisir Risiko Penyaluran Produktif
Fokus Industri UMKM
Saat ini, Modalku fokus pada beberapa industri UMKM, termasuk perdagangan besar dan eceran, manufaktur dan daur ulang, penyedia alat kesehatan, akomodasi dan layanan makanan, serta industri hiburan.
Pendekatan ini bertujuan untuk mendukung sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan dan dampak ekonomi yang signifikan.
Selektivitas dalam Penyaluran Dana
Modalku tetap selektif dalam menyalurkan dana kepada UMKM dengan melakukan penilaian kredit yang komprehensif.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa portofolio pendanaan tetap sehat dan berkelanjutan, serta mengurangi risiko kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News