Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending Modalku menyampaikan telah menerapkan sejumlah langkah untuk menjaga kinerja tetap sehat, khususnya dalam mengantisipasi meningkatnya angka kredit macet.
Country Head Indonesia Modalku Arthur Adisusanto mengatakan hingga saat ini, Modalku konsisten untuk terus menjaga pertumbuhan kredit melalui prinsip kehati-hatian (prudential norm) dan manajemen risiko dalam menjalankan proses pendanaan.
Baca Juga: Hingga Januari 2024, Modalku Catat Penyaluran Pinjaman Produktif Rp 55,7 Triliun
"Adapun antara lain dengan memilih sektor industri yang saat ini sedang berkembang serta meningkatkan uji kelayakan kredit UMKM dengan lebih baik," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).
Selain itu, Arthur bilang Modalku juga meningkatkan monitoring dan kontrol sebagai upaya deteksi awal apabila terjadi penurunan kualitas portofolio, upaya penagihan, pemulihan, dan penyelamatan kredit.
Dia menerangkan per 21 Februari 2024, TKB90 Modalku berada di level 95,84% dan rasio tersebut terbilang stabil dari tahun lalu.
Baca Juga: Modalku Sebut Penurunan Bunga Tak Berdampak Signifikan ke Kinerja Perusahaan
Hingga saat ini, Arthur mengatakan Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 56 triliun kepada lebih dari 5,1 juta pinjaman UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
"Harapannya, pada tahun ini, kami bisa mencatatkan pertumbuhan yang konsisten dibanding tahun lalu, tentunya dengan tetap menjaga kualitas portofolio pendanaan kami," ucap Arthur.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan mencatat tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) fintech peer to peer (P2P) lending dalam kondisi terjaga di posisi 2,93% per Desember 2023.
Angka itu bisa dibilang naik sebanyak 0,12%, jika dibandingkan posisi TWP90 per November 2023 yang sebesar 2,81%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News