CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.758   29,00   0,17%
  • IDX 8.467   60,58   0,72%
  • KOMPAS100 1.174   9,38   0,81%
  • LQ45 856   7,18   0,85%
  • ISSI 295   1,92   0,65%
  • IDX30 446   3,26   0,74%
  • IDXHIDIV20 518   3,39   0,66%
  • IDX80 132   1,08   0,83%
  • IDXV30 136   0,78   0,57%
  • IDXQ30 143   0,94   0,67%

Muamalat : Kami bisa mati jika BI membatasi kepemilikan asing di perbankan


Senin, 30 Mei 2011 / 14:56 WIB
Muamalat : Kami bisa mati jika BI membatasi kepemilikan asing di perbankan
ILUSTRASI. Kebutuhan SPKLU: Pengemudi mengisi daya listrik kendaraan di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) Mall AEON, Tangerang, Banten, Rabu (29/1). Berdasarkan data PT PLN (Persero), Indonesia membutuhkan sebanyak 7.146 SPKLU pada 2030. Sedangkan tah


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) yang membatasi kepemilikan asing di perbankan nasional membuat sejumlah bank berteriak.

Salah satunya adalah PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk (Muamalat). Pasalnya, hal itu akan membuat permodalan bank semakin melemah dan menipis. Maklum, modal Muamalat sangat bergantung pada pemegang saham pengendali yang sebagian besar merupakan investor asing.

Saat ini 80% saham Muamalat dikuasai asing, di antaranya dari Timur Tengah dengan rincian Atwill Holding Limited 24%, Boubyan Bank of Kuwait 24% dan Islamic Development Bank (IDB) 32%. Sedangkan investor lokal hanya memiliki porsi 20%.

Director Compliance and Risk Management Bank Muamalat, Andi Buchari mengatakan, jika nanti kepemilikan asing di batasi permodalan bank bisa saja mengecil atau bahkan mati. "Terus terang kami belum tahu model pembatasan asing seperti apa, tapi jika dibatasi bank akan kekurangan modal," kata Andi, Senin (30/5).

Sebaliknya, keputusan BI malah mendapat dukungan penuh dari Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sofyan Basir. “Keputusan yang bagus bagi perbankan nasional,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×