Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan influencer saham yang semakin menjamur, mulai meresahkan. Bagaimana tidak, beberapa waktu terakhir kehadiran mereka dikritik oleh bankir-bankir senior hingga regulator juga turut angkat bicara.
Terbaru, regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyadari adanya influencer saham atau bisa disebut influencer perlu ditertibkan. Setidaknya, kehadiran mereka memberikan dampak positif untuk memberi edukasi keuangan.
Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (KE PEPK) OJK bilang terdapat potensi risiko dimana tidak semua influencer memiliki kompetensi yang memadai terkait informasi yang disampaikan dan memahami ketentuan peraturan perundangan-undangan.
“Mengingat besarnya pengaruh yang dimiliki oleh influencer di media sosial terhadap keputusan finansial publik, tanpa mengurangi potensi influencer dalam melebarkan jangkauan edukasi kepada masyarakat,” ujar wanita yang akrab disapa Kiki ini pada akhir pekan ini.
Baca Juga: Giliran Bos BCA Soroti Perilaku Influencer Saham
Saat ini tren di masyarakat, terutama yang berusia muda, banyak yang menjadikan media sosial sebagai sumber informasi. OJK menemukan ada influencer melakukan kegiatan pengelolaan dana untuk investasi tanpa izin atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan izin yang dimiliki, sehingga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Kiki bilang, OJK tengah merancang skema pengaturan dan pengawasan agar influencer dapat meningkatkan kehati-hatian saat beraktivitas di media sosial.
“Ini untuk mengedepankan perlindungan konsumen dan mematuhi ketentuan perundang-undangan lainnya,” tandasnya.
Belum lama ini, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja ikut berkomentar terkait keberadaan influencer saham yang saat ini kian menjamur. Apalagi, pengaruh dari influencer saham terhadap investor cukup besar.
Jahja mengingatkan para influencer saham ini jangan asal mempromosikan saham-saham tertentu tanpa mengetahui fundamentalnya dengan baik. Sebab, hal tersebut bisa berdampak buruk.
“Anda harus dalami dulu fundamental, kalau bagus Anda boleh melakukan promosi, kalau enggak ya tolong deh, Anda menyesatkan banyak orang,” ujar Jahja dalam acara emiten talk BCA, belum lama ini.
Baca Juga: Investor dan Trader Dinilai Sudah Lebih Cerdas, Influencer Saham Tidak Seramai Dulu
Jahja melihat investor anak muda pada akhirnya banyak yang melakukan investasi saham akibat promosi dari influencer-influencer tersebut. Padahal, anak-anak muda ini hanya mendengar saja tanpa mempelajari fundamental perusahaannya.
“Pengaruh-pengaruh di Instagram, TikTok, di macam-macam media, yang pokoknya nggak tahu itu saham apa, investasi apa, saham juga yang fundamental yang nggak jelas dipromosikan, Anda terpengaruh tanpa Anda tahu, hanya dengar,” tambahnya.
Tak hanya Jahja, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso juga menyoroti banyak konten kreator hingga youtuber yang menakut-nakuti pemegang saham BRI. Menurutnya, terkadang analisa para konten kreator tersebut kurang tepat.
“Ketakutan tentang saham BRI yang diciptakan oleh para youtuber yang analisanya kadang-kadang juga diawang-awang. Itu sesungguhnya bisa kita counter dengan fundamental BBRI yang sangat solid,” ujar Sunarso, Senin (17/2).
Oleh karenanya, ia tak begitu khawatir dengan ketakutan-ketakutan yang disebar oleh para konten kreator. Sebab, menurutnya hal tersebut bisa diatasi dengan kinerja yang baik.
Selanjutnya: Link PDF Pengumuman PPPK Kemenag 2024 Tahap 2, 472 Sanggah Diterima, Berapa Gaji P3K?
Menarik Dibaca: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2025 Kota Palangkaraya dan Sekitarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News