kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.032   -33,90   -0,48%
  • KOMPAS100 1.050   -5,34   -0,51%
  • LQ45 825   -5,45   -0,66%
  • ISSI 214   -1,14   -0,53%
  • IDX30 423   -0,89   -0,21%
  • IDXHIDIV20 514   0,37   0,07%
  • IDX80 120   -0,73   -0,61%
  • IDXV30 125   1,14   0,92%
  • IDXQ30 142   0,20   0,14%

Multifinance belum memangkas bunga pinjaman


Senin, 23 Februari 2015 / 10:10 WIB
Multifinance belum memangkas bunga pinjaman
ILUSTRASI. Getol ekspansi, Midi Utama Indonesia (MIDI) ingin pertahankan pertumbuhan bisnis dua digit hingga akhir tahun


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meskipun Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI rate) menjadi 7,5%, perusahaan pembiayaan atau multifinance masih belum menurunkan bunga kredit ke konsumen. Multifinance masih menunggu biaya pinjaman turun sebelum memangkas bunga kredit.

Maklum, sumber pendanaan kredit multifinance mayoritas dari pinjaman bank. Maka itu, Gunawan, CEO PT Indomobil mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung menurunkan bunga kredit meski BI rate sudah turun.  "Biasanya perlu waktu untuk penyesuaian bunga kredit ke konsumen," ujar Gunawan.

Wina Ratnawati, Direktur Utama PT Bima Multi Finance juga mengaku masih mempertahankan bunga pembiayaan karena harus menunggu bunga kredit bank turun. Apalagi, Bima Multi Finance mengamankan 80% pendanaannya dari pinjaman bank dalam negeri.

"Bunga bank belum turun, biasanya kira-kira satu bulan setelah BI rate turun," ujar Wina.  Saat ini, perusahaan pembiayaan yang menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 1,1 triliun di 2015 itu mematok bunga ke konsumen antara 14% hingga 15% untuk mobil. Sedangkan bunga pembiayaan motor antara 15% hingga 16%.

Jodjana Jodhy, Direktur Utama PT Astra Sedaya Finance (ASF) juga bilang, saat ini ASF belum bisa menurunkan bunga ke konsumen karena bank belum mengubah bunga pinjaman. "Saya tidak tahu kombinasi problemnya apa, tapi bisa saja likuiditas ketat jadi belum bisa diturunkan," kata Jodjana.

Sama seperti Bima Multi Finance, ASF juga mengandalkan sumber pendanaan dari pinjaman perbankan. Dari kebutuhan pendanaan, sebanyak 30% berasal dari pembiayaan bersama (joint financing) dan 20% dari pinjaman dalam negeri.

Astra Sedaya juga mengandalkan pinjaman luar negeri sebesar 15%. Sisanya sebesar 35% diperoleh dari obligasi atau surat utang.

Astra Sedaya menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 27,5 triliun pada tahun lalu, tumbuh 5,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun ini, Astra Sedaya menargetkan jumlah pembiayaan yang disalurkan sama seperti tahun 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×