Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Kendati demikian, Stanley enggan membeberkan lebih jauh berapa anggaran investasi yang disiapkan untuk layanan digitalisasi, karena kata Stanley untuk anggaran masih dalam proses studi tahapan digitalisasi selanjutnya, dan masih memilih alternatif teknologi yang tersedia.
Adira Finance juga gencar melakukan digitalisasi dalam proses bisnisnya. Hal tersebut menjadi upaya perusahaan untuk meningkatkan pembiayaan multiguna yang sempat turun 25% pada 2020 akibat Covid-19.
"Kami melakukan transformasi digital dan otomatisasi bisnis proses yang berkelanjutan untuk memenuhi ekspektasi customer dan dealer rekanan, serta mendukung peningkatan bisnis," jelas Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila.
Baca Juga: Genjot target pembiayaan, multifinance tebar promo jelang puasa dan lebaran
Tren digitalisasi ini telah dipercepat dengan adanya pandemi. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyarankan industri untuk melakukan investasi ke platform digital, melakukan efisiensi dan menggenjot produktivitas, merekrut orang kompeten untuk meningkat produktivitas serta mengeluarkan inovasi baru.
Hal ini dibarengi pemanfaatan teknologi seperti slik, rapindo dan biro kredit akan memperbaiki kualitas kredit. "Perbaikan kualitas pembiayaan pasti akan menjadi lebih baik. Kemudian bank juga lebih percaya untuk memberikan pinjaman ke multifinance," terangnya.
Dengan berbagai strategi tersebut, Dewa memperkirakan pembiayaan tahun ini bisa tumbuh 5% karena didorong penjualan kendaraan bermotor. Selain itu, kebijakan relaksasi dari otoritas juga menopang bisnis pembiayaan di 2021.
Selanjutnya: Mandiri Utama Finance targetkan salurkan pembiayaan Rp 1 triliun ke milenial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News