Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) membutuhkan dana-dana bersifat jangka panjang untuk menggarap lini bisnis pembiayaan perumahan. Selama ini, sumber dana multifinance tidak cuma mengandalkan satu pintu, yakni perbankan, tetapi juga bersifat jangka pendek, yaitu tiga tahun.
Tak heran, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) bilang, baru sedikit anggotanya yang menggeluti usaha pembiayaan perumahan. “Melihat peluangnya besar, tetapi tantangannya juga berat, seperti dana jangka pendek. Sementara, jangka waktu pembiayaan perumahan itu paling sebentar 5 – 10 tahun,” ujarnya ditemui KONTAN, Rabu (12/2).
Belum lagi, persoalan sumber dana yang sejauh ini baru mengandalkan perbankan. Perbankan sendiri memiliki hubungan simbiosis mutualisme yang terjalin cukup lama dengan pengembang, perbankan menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR).
Adapun dana yang mengalir dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) ke multifinance tidak memberi keleluasaan membiayai perumahan berstatus indent (rumah-rumah yang belum selesai dibangun).
Menurut Suwandi, tidak sedikit multifinance yang menyatakan minatnya untuk ikut menyalurkan pembiayaan rumah. “Kalau saja ke depan ada dana-dana jangka panjang yang paling tidak 5 – 10 tahun, akan banyak multifinance yang mau menggeluti aktivitas usaha ini,” terang dia.
Asal tahu saja, aktivitas usaha pembiayaan multifinance saat ini terbatas pada pembiayaan konsumen (kendaraan roda empat, sepeda motor dan elektronik), sewa guna usaha dan anjak piutang. Sebanyak 64% dari total pembiayaan multifinance, yaitu Rp 348 triliun, mengalir ke pembiayaan konsumen, sedangkan 34% berasal dari sewa guna usaha dan 2% dari anjak piutang. Nyaris tidak ada lagi multifinance yang menggeluti bisnis kartu kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News