kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Multifinance butuh dana jangka panjang biayai KPR


Rabu, 12 Februari 2014 / 13:04 WIB
Multifinance butuh dana jangka panjang biayai KPR
ILUSTRASI. PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) punya ambisi untuk meraih keuntungan di tahun ini/Pho.Daniel/05/01/2006/KONTAN/difile oleh Daniel


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) membutuhkan dana-dana bersifat jangka panjang untuk menggarap lini bisnis pembiayaan perumahan. Selama ini, sumber dana multifinance tidak cuma mengandalkan satu pintu, yakni perbankan, tetapi juga bersifat jangka pendek, yaitu tiga tahun.

Tak heran, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) bilang, baru sedikit anggotanya yang menggeluti usaha pembiayaan perumahan. “Melihat peluangnya besar, tetapi tantangannya juga berat, seperti dana jangka pendek. Sementara, jangka waktu pembiayaan perumahan itu paling sebentar 5 – 10 tahun,” ujarnya ditemui KONTAN, Rabu (12/2).

Belum lagi, persoalan sumber dana yang sejauh ini baru mengandalkan perbankan. Perbankan sendiri memiliki hubungan simbiosis mutualisme yang terjalin cukup lama dengan pengembang, perbankan menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR).

Adapun dana yang mengalir dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) ke multifinance tidak memberi keleluasaan membiayai perumahan berstatus indent (rumah-rumah yang belum selesai dibangun).

Menurut Suwandi, tidak sedikit multifinance yang menyatakan minatnya untuk ikut menyalurkan pembiayaan rumah. “Kalau saja ke depan ada dana-dana jangka panjang yang paling tidak 5 – 10 tahun, akan banyak multifinance yang mau menggeluti aktivitas usaha ini,” terang dia.

Asal tahu saja, aktivitas usaha pembiayaan multifinance saat ini terbatas pada pembiayaan konsumen (kendaraan roda empat, sepeda motor dan elektronik), sewa guna usaha dan anjak piutang. Sebanyak 64% dari total pembiayaan multifinance, yaitu Rp 348 triliun, mengalir ke pembiayaan konsumen, sedangkan 34% berasal dari sewa guna usaha dan 2% dari anjak piutang. Nyaris tidak ada lagi multifinance yang menggeluti bisnis kartu kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×