kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Multifinance masih enggan pangkas bunga


Rabu, 08 April 2015 / 06:44 WIB
Multifinance masih enggan pangkas bunga
ILUSTRASI. Promo Gajian Indomaret Periode 25 Oktober-5 November 2023.


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski perbankan sudah menurunkan bunga kredit kendaraan, industri multifinance masih menahan bunga pembiayaan konsumen. Beberapa multifinance mengaku, bunga sumber pendanaan perusahaan pembiayaan masih tetap sehingga ruang untuk menurunkan bunga kredit terbatas.

Direktur Utama Bima Multi Finance, Wina Ratnawati bilang, pihaknya kurang leluasa untuk menurunkan bunga kredit. Sebab, perbankan sebagai salah satu sumber pendanaan Bima Finance belum menurunkan bunga pinjaman. "Dari bank belum," ujar Wina, Selasa (7/4).

Aksi perbankan dalam menawarkan bunga pembiayaan otomotif yang kompetitif tentu menimbulkan persaingan. Pasalnya, debitur multifinance bisa pindah mengambil kredit ke perbankan.

Tapi, Wina yakin, itu tak akan terjadi. Alasannya, setiap pelaku memiliki segmen pasarnya tersendiri. "Kalau bank biasanya membiayai kredit di kota besar. Multifinance di level kabupaten," kata Wina.

Bima Finance mematok bunga ke konsumen sekitar 14%-15% untuk pembiayaan mobil dan 15%-16% untuk kredit motor. Dari kebutuhan pendanaan yang mencapai Rp 1,1 triliun di tahun 2015 ini, sebanyak 80% masih bersumber dari pinjaman bank dalam negeri.

Segmen pasar berbeda

Federal International Finance (FIF) pun menahan bunga pembiayaan karena alasan sama. Direktur Utama FIF, Suhartono menjelaskan, aksi perbankan yang mengecilkan bunga kredit otomotif tidak lantas memicu FIF untuk memangkas bunga. Anak usaha Grup Astra ini juga tidak khawatir konsumen FIF akan beralih ke perbankan.

Pasalnya, segmen pasar yang digarap multifinance umumnya berbeda dengan perbankan. "Umumnya bank malas mendanai motor karena kecil. Belum banyak juga bank yang masuk ke pembiayaan roda dua," kata Suhartono.

Menurut Suhartono, multifinance memiliki keunggulan tersendiri ketimbang perbankan, yakni dalam hal fleksibilitas. Artinya, FIF tidak sekaku bank dalam menjaring debitur. Jika bank hanya ingin menggarap konsumen yang sudah memiliki akses perbankan serta memiliki keuangan yang baik, multifinance dapat menjaring konsumen di luar kualifikasi tersebut.

Karena tetap mempertahankan bunga kredit, FIF pun berusaha menjaring konsumen dengan memberikan undian berhadiah seperti umrah gratis sebagai gimmick marketing.

Anak usaha Bank Mandiri, PT Mandiri Tunas FinanceĀ  (MTF) pun masih menahan bunga pembiayaan. "Saat ini bunga flat di 5,5%. Kami belum berencana untuk menurunkan bunga kredit," kata Direktur MTF, Harjanto Tjitohardjojo.

Hal ini disebabkan sang induk usaha yang berperan sebagai sumber pendanaan mayoritas belum menurunkan bunga pinjamannya ke MTF. Maklum, 80% sumber pendanaan perusahaan berasal dari Bank Mandiri.

Oleh karena itu, lanjut Harjanto, mereka harus menunggu penurunan bunga pinjaman dari Bank Mandiri jika ingin menurunkan bunga kredit. Sepanjang tahun 2014, MTF telah menurunkan bunga kredit sebanyak dua kali dengan total 50 basis poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×