kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.284   -189,00   -1,17%
  • IDX 6.992   -116,03   -1,63%
  • KOMPAS100 1.043   -21,20   -1,99%
  • LQ45 818   -16,03   -1,92%
  • ISSI 213   -3,42   -1,58%
  • IDX30 418   -8,84   -2,07%
  • IDXHIDIV20 504   -9,78   -1,91%
  • IDX80 119   -2,49   -2,05%
  • IDXV30 125   -2,25   -1,77%
  • IDXQ30 139   -2,60   -1,83%

Naik Lagi, NIM Perbankan pada Januari 2023 Tembus 4,89%


Senin, 27 Februari 2023 / 16:53 WIB
Naik Lagi, NIM Perbankan pada Januari 2023 Tembus 4,89%
ILUSTRASI. Nasabah bank menggunakan mesin ATM di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemampuan perbankan mencetak laba dari penyaluran kredit dan mengelola dana masyarakat semakin optimal. Hal ini tecermin dari rasio pendapatan bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan yang semakin tebal di awal tahun. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan NIM perbankan pada Januari 2023 ada di level 4,89%. Terus naik dibandingkan pada Desember 2022 pada level  4,71%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan penyaluran kredit perbankan tumbuh 10,53% secara tahunan menjadi Rp 6.311 triliun per Januari 2023. Utamanya ditopang oleh kredit investasi dan modal kerja yang masing-masing tumbuh 12,61% dan 10,3% secara tahunan alias year on year (YoY).  

"Fana pihak ketiga (DPK) perbankan mengalami pertumbuhan 8,03% YoY menjadi Rp 7.954 triliun di Januari 2023. Giro menjadi penopang pertumbuhan DPK," ujar Dian secara virtual pada Senin (27/2). 

Baca Juga: Masih Relatif Kecil, BCA Targetkan Transaksi QRIS Bisa Naik Rp 12 Triliun di 2023

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyebut, margin bunga bersih atau NIM bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja perseroan khususnya pencapaian laba. Ada faktor lain yang tak kalah menentukan yakni efisiensi. 

“Di samping efisiensi yang dilakukan, berdasarkan data historis BRI tidak ditemui korelasi positif antara besarnya NIM dengan pencapaian laba BRI,” ujar Direktur Utama Bank BRI, Sunarso belum lama ini. 

Sunarso menyebutkan, faktor utama yang mempengaruhi laba BRI adalah pertumbuhan volume kredit dan juga peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro.

Dia membandingkan antara nilai NIM BRI (bank only) pada tahun 2008 sebesar 10,18%. Menurutnya, saat itu laba BRI hanya Rp 5,96 triliun. Sementara jumlah nasabah pinjaman sekitar 5 juta dan volume kredit sebesar Rp 161 triliun.

“Mari kita bandingkan dengan tahun 2022 ya, laba BRI bank only bukan konsolidasi ya, meningkat pesat menjadi Rp 47,83 triliun, padahal NIM-nya sudah turun 33% dibandingkan NIM BRI tahun 2008,” tandasnya.

Sunarso bilang, peningkatan laba bank BRI di 2022 disebabkan pertumbuhan jumlah nasabah mikro, yang naik lebih dari tiga kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah mikro. Demikian pula, volume kredit tumbuh lebih dari 6 kali lipat menjadi Rp 1.029,80 triliun dibanding tahun 2008.

“Jadi jelas pendorong utama laba BRI adalah semakin banyaknya usaha mikro yang bisa dilayani,” ucapnya.

Baca Juga: Transaksi QRIS BRI Tembus Rp 7,4 Triliun pada Akhir 2022

PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) Tbk (BBNI) di tahun 2023 ini menargetkan nilai NIM akan dijaga kisaran 4,7%. Adapun NIM BNI per Desember tahun 2022 mencapai 4,81% yang dibanding tahun 2021 lalu yang sebesar 4,67%. 

Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini menyebutkan strategi di tahun 2023, di antaranya BNI fokus pada peningkatan CASA dan fee based income yang sustain, serta meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko. 

“Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023 ini,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×