Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk mengakui sampai saat ini memproses transaksi QRIS yang relatif kecil. Direktur BCA Santoso mencatatkan transaksi QRIS BCA baru memberikan kontribusi 3% hingga 4% secara nasional.
"Sales kami sekitar Rp 1 triliun setiap bulan, harapannya bisa naik 12% atau naik sebesar Rp 12 triliun di 2023,” tutur Santoso kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.
Ia ingin mengoptimalkan potensi QRIS ini, lantaran untuk bisnis pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu kredit, BCA memiliki pangsa pasar sekitar 50% hingga 60%.
Potensi itu masih ada lantaran sudah terdapat 24 juta merchant yang terhubung dengan QRIS. Sedangkan dari sisi pengguna tercatat lebih dari 28 juta orang menggunakan layanan pembayaran digital ini.
Baca Juga: Transaksi QRIS BRI Tembus Rp 7,4 Triliun pada Akhir 2022
Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) menyebut pembayaran via QRIS sudah tembus 1 miliar kali dengan nilai lebih dari Rp 100 triliun di akhir 2022.
Santoso yang juga menjabat sebagai Ketua Umum ASPI menyatakan potensi QRIS ini akan semakin luas. Sebab, implementasinya sudah memasuki tahap ekspansi luar negeri. Setelah QRIS bisa digunakan di Thailand, BI juga sudah menjalankan percobaan di Singapura dan Malaysia.
“Kami sedang explore dengan Jepang, saya dengar BI sudah ada MoU. Begitupun dengan PBoC (bank sentral China) untuk beberapa inisiatif. Mungkin Korea dan India. Ada beberapa negara yang menurut saya harus jadi perhatian industri dan dukungan pelaku,” jelasnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mencatatkan transaksi QRIS orang Indonesia di Thailand sudah mencapai 14.555 kali transaksi setara dengan Rp 8,54 miliar. Sedangkan transaksi orang Thailand di Indonesia hanya 492 kali transaksi atau Rp 114 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News