CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Nasabah pilih menimbun dana di tabungan ketimbang deposito, apa alasannya?


Senin, 07 September 2020 / 18:07 WIB
Nasabah pilih menimbun dana di tabungan ketimbang deposito, apa alasannya?
ILUSTRASI. Buku?tabungan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, mayoritas nasabah lebih nyaman menimbun sebagian besar dananya dalam bentuk tunai agar lebih fleksibel. Hal ini bisa terlihat dari pesatnya pertumbuhan dana tabungan di perbankan. 

Merujuk data Bank Indonesia (BI), per Juli 2020 total dana tabungan sudah mencapai Rp 2.001,3 triliun atau meningkat 8,2% secara tahunan atau year on year (yoy). Peningkatan itu lebih tinggi bila dibandingkan dengan penempatan dana di deposito yang hanya tumbuh 5,5% yoy pada periode yang sama. 

Bila dirinci berdasarkan golongan nasabahnya, peningkatan tabungan ditopang dari pertumbuhan dana perorangan yang naik 8,3% yoy dan korporasi yang tumbuh 8,2% yoy. 

Baca Juga: NIM perbankan melorot saat pandemi corona, ternyata ini pemicunya

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id, membenarkan bahwa di situasi tak menentu seperti sekarang ada beberapa nasabah yang memilih untuk memindahkan dananya dari deposito ke tabungan. 

"Memang benar nasabah banyak memindahkan depositonya ke tabungan, dengan tujuan untuk jaga-jaga pengeluaran karena kondisi saat ini," kata Sekretaris Perusahaan PT Bank BNI Syariah Bambang Sutrisno kepada Kontan.co.id, Senin (7/9). 

Bila ditelisik per Juli 2020 total dana tabungan di BNI Syariah saat ini sudah mencapai Rp 21,97 triliun meningkat sebanyak 22,05% secara tahunan. 

Sementara total deposito ada di kisaran Rp 14,34 triliun relatif stagnan dari posisi tahun lalu, hanya naik 0,43% yoy. Tapi, menurut Bambang pergeseran dana bukan menjadi satu-satunya penyebab tabungan meningkat pesat. 

Pasalnya, dalam beberapa periode terakhir industri perbankan termasuk perseroan memang berlomba untuk mengembangkan layanan nasabah. Wajar, semakin tinggi jumlah tabungan, rasio dana murah (CASA) bank bakal naik dan berpotensi mengurangi beban bunga alias margin. 

"Di sisi lain, aplikasi Hasanah Online (pembukaan tabungan secara online) diminati nasabah," sebutnya. 

Belum lagi sederet kerjasama yang dilakukan perseroan untuk mendorong tabungan, seperti proyek pembukaan rekening dengan BPJS dan Qanun Aceh. 
Alhasil, karena pembukaan rekening tabungan jauh lebih banyak, maka pertumbuhan deposito terlihat melambat. 

Sementara itu, bank-bank besar justru mengatakan peningkatan tabungan di tengah pandemi memang sejalan dengan upaya bank untuk meningkatkan CASA. Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim misalnya memandang, melambatnya pertumbuhan deposito sejatinya sejalan dengan tren penurunan suku bunga.

Namun, walaupun suku bunga deposito turun, perseroan tetap optimistis instrumen deposito tetap akan diminati oleh masyarakat. "Deposito merupakan instrumen investasi yang lebih likuid dan bersifat jangka pendek, sehingga dapat dengan mudah dicairkan," terangnya. 

Catatan saja, pada Semester I 2020 BCA mencatat pertumbuhan DPK yang relatif tinggi. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% yoy, mencapai Rp 575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total DPK pada periode semester pertama tahun ini. 

Selain itu, jumlah rekening tumbuh 11,9% yoy mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online. Secara keseluruhan total DPK meningkat 13,0% yoy menjadi Rp 761,6 triliun.

Baca Juga: Pekan depan mau menyimpan dana di deposito? Intip dulu bunga deposito terbaru ini

Di sisi lain, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga menyebut di awal semester II 2020 ini pertumbuhan dana murah sudah sebesar 18% yoy. Hal itu menurut Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan merupakan hasil dari kampanye perseroan yang mengalakkan peningkatan tabungan lewat kemudahan transaksi digital dan beragam promosi. Hasilnya, per semester I 2020 rasio CASA bank bersandi bursa BNGA ini sudah mencapai 61%, tertinggi sepanjang sejarah perseroan. 

Lani juga tidak merasa ada pergeseran dana deposito ke tabungan dari nasabahnya sejauh ini. "Kami tidak melihat ada perpindahan dana seperti itu di CIMB Niaga. Masyarakat memilih menempatkan dana di tabungan, karena lebih fleksibel," ujarnya, Minggu (6/9). 

Sebagai gambaran saja, di CIMB Niaga per Juli 2020 total dana tabungan telah menembus Rp 65,53 triliun. Jumlah itu meningkat sebanyak 33,02% secara yoy. Sedangkan deposito, baru tumbuh 7,98% yoy dengan realisasi mencapai Rp 78,86 triliun.

Sementara itu, melihat geliat peningkatan dana tunai di tabungan yang sedang marak saat ini, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) Daniel Budirahayu bilang pada dasarnya di dalam situasi yang kurang kondusif seperti saat ini, dana di tabungan memang lebih fleksibel. Lantaran bisa ditarik setiap saat. 

Maka dari itu, sangat masuk akal apabila terjadi fenomena pergeseran dana dari deposito ke tabungan oleh nasabah perbankan. Meski begitu, Daniel mengungkap bahwa hal itu belum dilakukan secara signifikan oleh nasabah perseroan. 

Sebagai tambahan informasi, per Juli 2020 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat jumlah rekening simpanan di Indonesia sudah mencapai 319,69 juta rekening dengan nominal menembus Rp 6.388 triliun. Realisasi tersebut meningkat sebanyak 6% secara tahunan. 
Dari jumlah rekening tersebut, sebanyak 310,79 juta ada di tabungan atau sekitar 97,2% dari total rekening di Tanah Air. Angka itu juga meningkat sebanyak 9,8% dalam satu tahun terakhir. 

Selanjutnya: Sepanjang pandemi Covid-19, pertumbuhan DPK valas melejit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×