Reporter: Feri Kristianto | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Reasuransi Nasional Indonesia (NasRe) melebarkan sayap ke kawasan Asia Tenggara. Anak usaha PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) ini menjajal peruntungan bisnis reasuransi di Myanmar. Manajemen memilih negara yang dikuasai junta militer itu karena prospeknya sangat cerah.
M. Shaifie Zein, Direktur Utama NasRe, mengatakan, penetrasi asuransi di Myanmar lebih rendah dari Indonesia. Menariknya lagi, baru ada satu perusahaan asuransi. Yang membuat NasRe makin tergoda lagi, bisnis properti sedang tumbuh.
Nah, penetapan premi properti di Myanmar sudah berdasarkan tarif. "Dengan demikian, preminya masih terkontrol tidak seperti di Indonesia yang terus perang tarif," ujar Shaifie, Rabu (9/2).
Namun demikian, NasRe tidak hanya menggarap asuransi properti saja tetapi menyeluruh. Rencana bisnis ini pun sudah mendapat restu dari pemerintah setempat.
Manajemen NasRe menargetkan, ekspansi bisnis ini bisa berkontribusi sekitar 3%-4% dari total target pendapatan premi tahun ini. Sebagai gambaran, NasRe menargetkan perolehan premi bruto Rp 863,43 miliar pada tahun ini, naik 58% dari tahun 2011. Pendapatan underwritting Rp 51,8 miliar atau naik 11%, sedangkan laba bersih tumbuh 50% menjadi Rp 30 miliar.
Untuk mencapai target, NasRe juga ekspansi di pasar lokal. Shifie mengatakan, tahun ini akan menggarap reasuransi non properti seperti reasuransi tanggung gugat alias liability. Asuransi tanggung gugat contohnya, perusahaan mengasuransikan produk mereka dari tuntutan masyarakat jika kemudian hari dianggap merugikan.
Rusdianto, Direktur Keuangan NasRe, menambahkan, pihaknya juga menggenjot produk asuransi jiwa. Hal ini menginggat, sebagian besar kontribusi premi pada tahun lalu berasal dari asuransi umum 73,3%. "Asuransi jiwa hanya 26,7%," jelasnya.
Menurut Rusdianto, ada beberapa kunci membuat premi naik. Pertama karena kualitas surplus underwritting. Tahun lalu, hasil underwritting naik 27% menjadi Rp 46 miliar. Kedua, dengan pengelolaan portofolio investasi.
Tahun 2011, dana kelolaan investasi NasRe sebesar Rp 623,78 miliar, naik 22% dari tahun 2010. Deposito masih terbesar, 52%, saham 4%, obligasi 9%, surat utang pemerintah 3%, reksadana 31%, dan sisanya penyertaan langsung. "Hasil investasinya, Rp 35 miliar, naik 105%," ujar Edhie Mulyono, Direktur Operasional NasRe.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News