Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan nilai transaksi melalui mesin Electronic Data Capture (EDC). Hingga April 2024, nilai transaksi perbankan Bank Mandiri melalui mesin EDC tumbuh 5% secara tahunan, dengan nilai Rp 48 triliun.
Senior Vice President Bank Mandiri Trilaksito Singgih Hudanendra menyampaikan, kenaikan nilai transaksi Bank Mandiri melaui mesin EDC juga diikuti dengan kenaikan frekuensi.
Trilaksito bilang, frekuensi transaksi di mesin EDC Mandiri pada Januari-April 2024 mencapai lebih dari 100 juta trasaksi, tumbuh sekitar 19% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Bank Akan Kenakan Biaya Tarik Tunai di EDC Demi Tambah Pendapatan
Ke depan, Trilaksito menyebut Bank Mandiri masih akan terus mengejar pertumbuhan transaksi melalui EDC. Hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan transaksi melalui mesin EDC bisa tumbuh double digit.
“Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan frekuensi dan nilai transaksi di mesin EDC Mandiri tahun 2024 di kisaran dobel digit dibandingkan tahun lalu,” ujarnya kepada Kontan Selasa (4/6).
Bicara soal pengenaan biaya administrasi untuk transaksi melalui mesin EDC, Mandiri menyebut pihaknya masih menerapkan tarif yang kompetitif.
Baca Juga: Transaksi EDC BNI Tumbuh 33% hingga April 2024
“Saat ini Bank Mandiri telah memiliki kerja sama dengan beberapa merchant populer untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah melakukan transaksi tarik tunai di mesin EDC dengan tarif yang kompetitif, dan bahkan lebih murah daripada biaya tarik tunai di mesin ATM non-Link,” kata Trilaksito.
Sebagai informasi biaya layanan yang dibebankan Mandiri kepada nasabah untuk layanan tarik tunai EDC di merchant yakni sebesar Rp 4.000. Adapun besaran biaya ini sama dengan biaya yang baru akan dikenakan BCA untuk nasabah di layanan serupa dan baru akan berlaku per 5 Juli mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News