kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.165   35,00   0,22%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

NIM Tergerus, Laba Perbankan Terancam Susut pada Tahun Ini


Senin, 22 April 2024 / 06:20 WIB
NIM Tergerus, Laba Perbankan Terancam Susut pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Layanan nasabah di Bank CIMB Niaga, Jakarta, Senin (15/01). KONTAN/Baihaki/15/01/2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat suku bunga acuan yang tetap tinggi kian menggerus margin bunga yang didapatkan oleh perbankan. Kondisi inflasi dan geopolitik terkini pun mampu membuat net interest margin (NIM) bank semakin turun.

Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NIM industri perbankan per Februari 2024 ada di level 4,49%. Capaian tersebut lebih rendah dari posisi Desember 2023 dan Januari 2024 yang masing-masing di level 4,81% dan 4,54%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae membenarkan bahwa ada potensi penurunan laba perbankan sejalan dengan tren penurunan NIM tersebut. Di mana, itu dipengaruhi suku bunga global maupun domestik yang menyebabkan biaya dana perbankan menjadi tinggi.

Meski demikian, ia menilai NIM perbankan di Indonesia masih lebih menarik dibandingkan NIM di negara-negara tetangga. Di mana, pendapatan bunga dari kredit maupun surat berharga Bank Indonesia tetap tumbuh.

Baca Juga: BSI Targetkan Pertumbuhan Bisnis Emas Sebesar 30% pada Tahun 2024

“Kondisi ini tentu masih relatif baik dan menarik bagi investor,” ujar Dian kepada KONTAN (21/4).

Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Novita Widya Anggraini pun mengakui bahwa NIM perbankan memang tengah tertekan. Tak hanya di BNI, ia melihat industri pun juga terjadi demikian.

Menurutnya, tekanan terhadap NIM ini tetap akan dirasakan setidaknya hingga kuartal 2/2024. Di mana, biaya dana dirasakan bakal tetap tinggi.

Novita pun mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya mulai mengkaji target NIM BNI sepanjang 2024. Kemungkinan, ada revisi dari target sebelumnya di kisaran 4,5%.

“Ke angka berapa masih kami evaluasi. Kemungkinan besar iya revisi ke bawah,” ujar Novita.

Sebagai informasi, pada 2023 sendiri, BNI juga telah mengalami penurunan NIM secara tahunan. Di 2022 masih berada di 4,8% dan di 2023 telah menjadi 4,6%.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan optimistis NIM yang dimiliki CIMB Niaga bisa lebih stabil hingga akhir tahun ini. Di mana, dalam kurun waktu satu setengah tahun terakhir NIM CIMB Niaga telah turun 150 basis poin.

Baca Juga: BRI Catat Setoran Tunai ATM Naik 24,5% Sepanjang Libur Lebaran 2024

Ia melihat dalam tiga tahun terakhir, volume dana murah atau CASA sudah mulai tinggi sehingga mampu menekan biaya dana. Di tambah, adanya penyesuaian bunga kredit yang dinaikkan.

“Bunga kredit mau tak mau kami naikkan dan kami berharap NIM tetap bisa di kisaran 4,2%,” ujarnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×