Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Non Performing Financing (NPF) gross perusahaan pembiayaan atau multifinance per Januari 2025 mencapai 2,96%. Angka itu memburuk, jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,70%.
Angka NPF gross perusahaan pembiayaan per Januari 2025 juga tercatat meningkat, jika dibandingkan dengan pencapaian per Januari 2024 yang sebesar 2,50%.
Mengenai tingkat NPF gross perusahaan pembiayaan per Januari 2025, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan angkanya masih terbilang terkendali.
"Berbicara gross, ya, masih terkendali, meski angkanya mendekati 3%," ujar Suwandi saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (21/3).
Baca Juga: Clipan Finance (CFIN) Optimalkan Strategi Pembiayaan Dana Tunai Jelang Lebaran
Sementara itu, Suwandi juga sempat mengimbau agar masyarakat harus punya tata kelola yang baik dalam membayar utang-utangnya. Dia bilang dalam hal ini, penting untuk menggencarkan edukasi kepada masyarakat, termasuk kalangan muda, agar disiplin dalam membayar utang atau cicilan.
"Ingat, kalau berutang, tentu perlu mengembalikan tepat waktu," tuturnya.
Suwandi mengatakan apabila peminjam memang tak mampu membayar, bisa datang ke perusahaan pembiayaan terkait dan minta keringanan untuk restrukturisasi atau minta disesuaikan cicilannya.
Dari sisi perusahaan pembiayaan, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan angka NPF masih terjaga dengan baik sebesar 0,93% per Januari 2025. Melihat angka yang terbilang rendah itu, Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan CNAF optimistis dapat mencapai target NPF di bawah 1% pada 2025.
Untuk menekan NPF tak membengkak, Ristiawan menyebut pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi. Salah satunya, yakni terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dan menerapkan metode risk based pricing yang mana penentuan suku bunga berdasarkan tingkat risiko nasabah.
“Selain itu, CNAF secara aktif mengimbau nasabah untuk melakukan pembayaran angsuran lebih awal melalui fasilitas WhatsApp dan telepon. CNAF juga memanfaatkan digitalisasi, seperti teknologi telepon yang menggunakan suara robot,” ungkapnya kepada Kontan.
Sebagai informasi, OJK mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance sebesar Rp 504,33 triliun per Januari 2025. Nilai piutang pembiayaan per Januari 2025 tumbuh 6,04% secara Year on Year (YoY).
Baca Juga: Pembiayaan Dana Tunai Meningkat Jelang Lebaran,Sejumlah Multifinance Siapkan Strategi
Selanjutnya: Ini Daftar Tarif Tol Jakarta-Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya Setelah Diskon 20%
Menarik Dibaca: Resep Baklava Simpel yang Legit untuk Suguhan Lebaran, Hanya Pakai 4 Bahan Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News