Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
Begitu pula dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mengatakan sampai dengan saat ini NPL konsumer masih bisa dijaga stabil dengan posisi kuartal III 2020. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Atturidha menyebut, per September 2020 NPL konsumer ada di kisaran 2,7%.
"Kami berharap pada tahun ini NPL segmen ini (konsumer) dapat dijaga pada level yang sama," ungkap dia.
Beberapa inisiatif juga sudah disiapkan bank berlogo pita emas ini, antara lain fokus penyaluran pada debitur terkait sektor yang relatif tahan dampak Covid-19, serta optimalisasi kebijakan restrukturisasi kredit sesuai kebijakan OJK.
Sementara itu, Rudi mengungkap hingga 11 Januari 2020, Bank Mandiri telah menyetujui restrukturisasi kredit konsumer dari 207.000 lebih debitur terdampak Covid-19. Nilai portofolionya mencapai Rp 25,64 triliun.
Baca Juga: Tiga bank ini serius jajaki pasar bank digital
Setali tiga uang, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mengamini berkat adanya stimulus dari OJK, NPL konsumer sangat terjaga. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto membeberkan per Desember 2020 NPL konsumer berada di angka 0,7% untuk produk Briguna (kredit tanpa agunan/KTA) dan 2,96% untuk KPR.
Sayangnya, Aestika tidak bisa merinci posisi NPL konsumer secara keseluruhan. "Kami optimistis akan terdapat perbaikan kualitas kredit seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian setelah adanya vaksinasi Covid-19," jelas dia.
Sedangkan dari sisi restrukturisasi kredit konsumer, bank bersandi saham BBRI ini bilang trennya sudah sangat melandai dengan rata-rata penurunan 2% per bulan. Penurunan itu terjadi pada periode bulan September hingga Desember 2020.
Kendati tak merinci, Aestika menjelaskan penurunan tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan restrukturisasi di periode April sampai Agustus 2020.
Sebagai tambahan informasi saja, per November 2020 Bank Indonesia (BI) mencatat kredit konsumsi mengalami kontraksi sebesar 0,2% year on year (yoy) menjadi Rp 1.595 triliun setelah stagnan di bulan sebelumnya. Penurunan ini utamanya disumbang oleh KKB yang turun drastis sebanyak 22,8% yoy per November 2020 menjadi Rp 109,6 triliun.
Selanjutnya: Kaesang paparkan fundamental Bank Jatim, saham BJTM melesat 14%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News