Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong bank kecil untuk melakukan penambahan permodalan. Hal ini seiring dengan makin ketatnya persaingan antar bank dan perusahaan teknologi finansial.
Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK mengatakan, dalam era digital sekarang, bank membutuhkan modal yang lebih besar untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. “Dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Heru kepada kontan.co.id, Jumat (28/12).
Menurut catatan OJK, bank kecil kelompok BUKU I atau mempunyai modal inti dibawah Rp 1 triliun, biasanya mempunyai pasar tersendiri. Namun memang bank tersebut tumbuh secara organik, pemilik bank tetap komit menambah modal meskipun lambat.
Slamet Edi Purnomo, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK mengatakan bank kecil produknya tidak selengkap bank besar. “Tapi banyak juga bank kecil mempunyai segmen sendiri dan mampu menghasilkan margin bank bagus,” kata Slamet. Jadi menurutnya, persaingan lebih pada area produk dan layanannya. Selain itu, bank besar mempunyai produk yang lebih lengkap.
Sampai Oktober 2018 berdasarkan data OJK tercatat laba bank kecil masih tumbuh 18,2% yoy menjadi Rp 759 miliar. Pertumbuhan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih 10,4% yoy sedangkan biaya operasional hanya naik 4,03% yoy. Dari sisi penyaluran kredit sampai Oktober 2018 tercatat naik 13% yoy menjadi Rp 46,9 triliun.
Namun dari sisi dana pihak ketiga (DPK) bank kecil sampai Oktober 2018, bank kecil mencatat penurunan 1% yoy menjadi Rp 56 triliun. NPL bank kecil pada Oktober 2018 sebesar 3,22% naik dari periode sama 2017 3,08%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News