kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK dukung kebijakan keuangan berkelanjutan di Indonesia


Selasa, 02 November 2021 / 18:43 WIB
OJK dukung kebijakan keuangan berkelanjutan di Indonesia
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat pembentukan?Task Force Keuangan Berkelanjutan


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya biaya transisi ke ekonomi rendah karbon membawa tantangan dalam mempercepat implementasi pembiayaan berkelanjutan di negara berkembang. 

Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk melaksanakan kebijakan keuangan berkelanjutan untuk menuju program ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, melalui penerbitan Roadmap Keuangan Berkelanjutan pada 2015-2019 dan tahap kedua pada 2020-2024.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, peta jalan tersebut untuk mendukung terciptanya ekosistem yang dapat mempercepat keuangan berkelanjutan, peningkatan pasokan, permintaan dana dan instrumen keuangan yang ramah lingkungan, 

"Kemudian untuk memperkuat pengawasan dan koordinasi dalam penerapan keuangan berkelanjutan di Indonesia," kata Wimboh, Selasa (2/11). 

Berdasarkan data terkini, pembiayaan berkelanjutan perbankan mencapai US$ 55,9 miliar atau setara Rp 809,75 triliun. 

Baca Juga: OJK: Pembiayaan berkelanjutan di perbankan capai Rp 809,75 triliun

Hampir 50% bank di Indonesia yang mewakili 91% dari total aset pasar perbankan, menunjukkan komitmen yang meningkat dalam menerapkan keuangan berkelanjutan. 

Beberapa bank turut mendorong pembiayaan hijau ini. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, mengaku terus berupaya mengimplementasikan ketentuan keuangan berkelanjutan atau environmental, social, and governance (ESG). 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dari total portofolio kredit, sekitar 23,0% atau Rp 136,2 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan.

Nilai kredit tersebut meningkat 19,1% yoy. Adapun sebanyak Rp 43,3 triliun atau 31,8% dari portofolio keuangan berkelanjutan itu disalurkan ke sektor living natural resources management and sustainable land use.

BCA juga menyalurkan kredit ini ke sektor energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi ramah lingkungan, manajemen limbah. Kemudian ke sektor produk efisiensi ramah lingkungan, bangunan ramah lingkungan, dan usaha mikro. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga telah mengimplementasikan secara bertahap strategi keberlanjutan. Hingga triwulan II 2021, tercatat 64,5% dari total kredit atau sebesar Rp 588,6 triliun merupakan portofolio berkelanjutan.

"Pembiayaan itu yang disalurkan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kegiatan bisnis berbasis energi baru terbarukan, transportasi bersih, bangunan hijau dan lain-lain,” kata Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto.  

Selain itu, BRI juga menyediakan pembiayaan kepada pelaku usaha mikro & kecil (UMK) yang dikenal sebagai Program Pinjaman Kemitraan serta bantuan lainnya yang disalurkan dalam Program TJSL BRI Peduli. 

Dari sisi liabilitas, BRI telah menerbitkan Sustainability Bond senilai US$ 500 juta yang digunakan untuk kegiatan yang berwawasan sosial dan lingkungan. Dari sisi operasional, BRI telah mengembangkan berbagai inisiatif digital dalam business process re-engineering.

Selanjutnya: Dana Pensiun Main Aman di Obligasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×