Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Gaji serta remunerasi direksi bank di Indonesia dinilai paling tinggi se-Asia. Meski begitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan menjadi lembaga pengayom perbankan dan industri pembiayaan masih belum memikirkan hal tersebut.
Ketua OJK Muliaman Darmansyah Hadad menjelaskan, saat ini pihaknya sedang berkonsentrasi untuk masa transisi dari masing-masing lembaga, baik perbankan, industri pembiayaan, Bapepam-LK dan lain-lain.
"Tentang gaji direksi, isunya semakin berkembang. Tapi ditinjau ke belakang, soal gaji kan sudah urusan supply and demand," jawab Muliaman selepas ramah-tamah OJK dengan Industri Perbankan dan Multifinance di Lobby Menara Radius Prawiro Gedung A Bank Indonesia Jakarta, Senin (23/7).
Muliaman pun enggan menjelaskan aturan tentang gaji dan remunerasi direksi maupun bankir di Indonesia. Muliaman menyerahkan hasil survei tersebut ke Bank Indonesia (BI).
Sekadar catatan, BI merilis hasil studi tentang perbandingan biaya remunerasi dan gaji direksi maupun karyawan perbankan di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Studi dilakukan pada empat bank besar di masing-masing negara. Hasilnya, kontribusi gaji terhadap biaya overhead perbankan mencapai 2,44% (Indonesia), 1,81% (Filipina), 1,74% (Malaysia), 1,34% (Thailand).
Sementara gaji karyawan di perbankan mencapai Rp 93 juta per tahun (Filipina), Rp 194 juta per tahun (Indonesia), Rp 236 juta per tahun (Malaysia) dan Rp 300 juta per tahun (Thailand). Di sisi lain, remunerasi direksi perbankan mencapai Rp 2 miliar per tahun (Thailand), Rp 5,6 miliar per tahun (Malaysia) dan Indonesia mencapai Rp 12 miliar per tahun. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News