Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan lembaga jasa keuangan (LJK) menggelar pasar keuangan rakyat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan nasional dan menyosialisasikan produk keuangan mikro kepada masyarakat menengah dan bawah.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad mengungkapkan, prioritas utama dari kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program literasi keuangan 2014 adalah ibu rumahtangga dan pengusaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pemilihan prioritas utama sasaran ini didasarkan pada hasil survei nasional literasi keuangan yang diselenggarakan OJK tahun 2013 di 20 provinsi terhadap 8.000 responden. Hasil survei secara umum menunjukkan, indeks tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru 21,8%.
Adapun indeks literasi masyarakat golongan C, D dan E atau masyarakat berpenghasilan rendah adalah 18,71%. "Hasil survei juga menunjukkan bahwa rasio masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan masih relatif rendah sehingga ada potensi tinggi untuk meningkatkan penggunaan produk dan jasa keuangan," kata Muliaman, Minggu (14/12).
OJK berharap, ajang pasar keuangan rakyat ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan. Muliaman menjelaskan, kegiatan dalam pasar keuangan rakyat antara lain adalah penyelenggaraan transaksi layanan keuangan mikro, edukasi keuangan serta pemberian insentif seperti diskon pembelian produk dan jasa keuangan mikro bagi masyarakat.
Menurut Muliaman, sebagai upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, sepanjang tahun 2014, OJK bersama LJK telah melakukan edukasi keuangan di 24 kota dan empat negara . Kegiatan ini menggalang partisipasi 1.195 ibu rumah tangga, 1.146 pelaku UMKM, 2.910 pelajar, mahasiswa dan guru, 1.588 tenaga kerja Indonesia di luar negeri, serta 4.577 masyarakat umum.
Muliaman menambahkan, OJK bekerjasama dengan LJK akan menggelar acara peluncuran layanan keuangan mikro (LKM) di Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Kamis (18/12). Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu wilayah dengan jumlah kampung nelayan terbesar di wilayah Pantai Utara Jawa Barat dan dianggap mewakili basis pertumbuhan ekonomi mikro.
Berbagai produk LKM antara lain adalah tabungan tanpa biaya administrasi, asuransi mikro dengan nilai premi di bawah Rp 50.000, reksadana mikro dengan nilai awal investasi Rp 100.000 dan pembiayaan investasi logam mulia dengan cicilan ringan.
Peluncuran layanan keuangan mikro akan dilanjutkan dengan kegiatan pasar keuangan rakyat di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran 20-21 Desember 2014. Kegiatan ini akan diikuti oleh 244 lembaga keuangan yaitu perbankan, pasar modal, perasuransian, pembiayaan, dana pensiun dan pegadaian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News