Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan pangsa perbankan syariah pada akhir tahun 2014 mencapai porsi 5,25%-6,25% dari perbankan nasional.
Direktur Direktorat Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perijinan Perbankan Syariah, Departemen Perbankan Syariah OJK Ahmad Buchori mengungkapkan, hal tersebut dengan memperkirakan kondisi perekonomian nasional maupun global yang mengalami perlambatan.
Menurut Buchori, pangsa yang relatif masih sedikit itu seharusnya bisa menjadi motivasi bagi pelaku perbankan syariah, karena ruang untuk tumbuh masih sangat luas.
"Dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil dan semakin membaik, pendapatan masyarakat yang terus meningkat dan kebutuhan pembiayaan berbagai sektor-sektor usaha yang masih belum terpenuhi oleh lembaga-lembaga keuangan yang ada merupakan potensi besar bagi bank syariah untuk terus bertumbuh besar," ujar Buchori di Tangerang Selatan, Kamis (10/4).
Menurut Buchori, nilai aset yang dikelola oleh 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah bank dan 163 bank perkreditan rakyat (BPR) syariah sampai dengan Februari 2014 mencapai Rp 234,08 triliun. Angka pertumbuhan mencapai 18,8% secara tahunan atau year on year (yoy) pangsa pasar sebesar 4,79% dari total perbankan nasional.
Buchori menuturkan, salah satu tantangan penting dalam pengembangan perbankan Syariah adalah perlunya upaya meningkatkan pemahaman dan preferensi masyarakat menggunakan perbankan syariah. Buchori mengakui usaha tersebut memang tidak mudah, lantaran perlu dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.
"Di samping itu juga, perlu pemenuhan janji-janji yg disampaikan dalam promosi dan sosialisasi perbankan syariah dengan kenyataan yang dirasakan langsung oleh masyarakat dalam ber-bank syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News