kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK mendorong perbankan syariah bersinergi


Kamis, 10 April 2014 / 06:09 WIB
OJK mendorong perbankan syariah bersinergi
ILUSTRASI. malacca trust asuransi. KONTAN/Muradi/2017/09/21


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Pekerjaan berat menanti perbankan syariah. Memasuki usia dua dekade, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan para pelaku di industri ini. Hingga akhir 2013, pangsa pasar bank berlandaskan hukum Islam itu masih sebesar 4,88% dari total perbankan secara umum. Angka ini meleset dari target industri yang diperkirakan mencapai 5%.

Demi mempercepat laju pertumbuhan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan syariah bersinergi dengan lembaga keuangan lain. "Dengan banyaknya tantangan, bank syariah harus membangun sinergi dengan penjagaan maupun kawalan dalam kapasitas risiko," kata Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, beberapa waktu lalu.

Muliaman menyatakan, perbankan syariah bisa membuka keran kerjasama secara luas dengan industri keuangan syariah lain. Misalnya, asuransi, multifinance, hingga koperasi maupun lembaga keuangan mikro syariah. OJK juga mendorong agar perbankan syariah bisa melirik sektor pembiayaan yang bernilai jumbo.

Muliaman mencontohkan, perbankan syariah dapat memperluas pembiayaan ke sektor infrastruktur, maupun sektor pembiayaan yang bersifat jangka panjang lainnya. "Sektor pembiayaan jangka panjang membuka pintu sinergi dengan pihak lain, semisal asuransi syariah, demi mengamankan pembiayaan," ujarnya.

Jika hal tersebut bisa direalisasikan, Muliaman meyakini perbankan syariah dapat melaju kencang. Dus, pangsa pasar perbankan syariah bisa mencapai 10% dalam beberapa tahun mendatang. "Harus banyak investasi di informasi teknologi (IT)," imbuh dia.
Kendati mendorong laju pertumbuhan perbankan syariah, OJK tengah menggodok draf aturan yang berisi ketentuan perihal kesehatan perbankan syariah. Aturan main ini bertujuan agar perbankan syariah tumbuh kencang namun dalam kondisi sehat.

Yuslam Fauzi, Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), mengakui peningkatan pangsa pasar menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perbankan syariah. "Apalagi jika melihat jumlah masyarakat Indonesia. Masih banyak yang belum terjangkau, dan itu yang jadi pekerjaan rumah," tukasnya.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, pangsa pasar perbankan syariah pada akhir tahun 2014 mencapai antara 5,25% hingga 6,25%. Bank sentral pun menargetkan total aset perbankan syariah secara pesimistis adalah sebesar Rp 255,5 triliun. Sementara, pencapaian aset secara moderat mencapai Rp 283,6 triliun dan target optimistis sebesar Rp 312 triliun. Sedangkan total pembiayaan diprediksi berkisar Rp 216,7 triliun hingga Rp 239,5 triliun di akhir tahun 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×