Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku pesimis program BPD Regional Champion (BRC) akan bisa terwujud pada tahun ini. Sebab sebagian besar bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia masih terkendala dalam hal permodalan.
Menurut Nelson Tampubolon, Anggota Dewan Komisioner OJK serta Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan, tahun ini OJK akan mengevaluasi hasil pelaksanaan program BRC yang dicanangkan pada 21 Desember 2010 oleh 26 BPD seluruh Indonesia.
"Tapi kalau melihat realisasinya, saya pesimis ini bisa tercapai sesuai target yang mestinya sudah tercapai tahun ini," kata Nelson pada KONTAN, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Nelson menegaskan ada banyak faktor yang membuat BPD masih kesulitan berkembang. Mulai dari kendala sumber daya manusia di daerah serta kekuatan modal yang terbatas akibat minimnya suntikan modal para pemerintah daerah selaku pemegang saham. "Makanya saya dalam waktu dekat akan bicara dengan sejumlah pemda untuk mengetahui akar persoalannya. Barulah nanti susun target ulang," pungkas Nelson.
Sebagaimana diketahui, program BRC dicanangkan 4 tahun lalu. Diharapkan dalam pada tahun 2014, muncul BRC-BRC yang kokoh dengan tiga pilar utama, ketahanan kelembagaan yang kuat, kemampuan sebagai agen pembangunan dan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat.
Faktanya baru sebagian kecil BPD yang berhasil memiliki modal inti diatas Rp 1 triliun. Antara lain Bank Jabar Banten (BJB), Bank DKI, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Papua, dan Bank Kaltim. Selebihnya 20 BPD lain masih memiliki modal inti dibawah Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News