Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat adanya ruang penurunan suku bunga kredit perbankan. Hanya tinggal menunggu waktu, bagi perbankan untuk menyesuaikan suku bunga kredit.
“Suku bunga kami imbau, ruangnya sudah ada, ada beberapa perusahaan yg di-restructuring, beban bagi perbankan untuk melakukan credit rationing. Kita harapkan ruang suku bunga cukup besar, kita tunggu waktunya untuk menurunkan ini," papar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan tertulis pada Kamis (25/3).
Regulator berharap jika kredit naik tahun ini, maka keuntungann perbankan pada 2021 akan lebih besar daripada 2020. OJK juga mulai melihat ada gelagat gelagat dan optimisme yang sudah kelihatan dibandingkan beberapa bulan sebelumnya di 2020.
Baca Juga: Multifinance siap bayar obligasi yang bakal jatuh tempo
"Ini tentunya ini berkah kita kerja bersama bukan hanya pemangku kepentingan, tapi juga bapak ibu sekalian para praktisi baik perbankan maupun para pengusaha. Ini adalah sinergi yang luar biasa kami apresiasi ini. Kata kunci yang kami pakai bersama-sama adalah sinergi, sinergi, sinergi,” papar Wimboh.
Sinergi yang kuat juga terus dibangun oleh pemerintah bersama berbagai pihak termasuk BI, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Paket kebijakan terpadu untuk peningkatan pembiayaan dunia usaha telah disiapkan guna memacu pemulihan ekonomi khususnya dari sektor potensial dan strategis.
Selain program PEN, kebijakan BI dan OJK juga diarahkan untuk mengakomodasi pemulihan ekonomi. Bl telah menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 150 bps sejak 2020 ke level 3,5%.
Selain itu, Bl menempuh pelonggaran likuiditas (quantitative easing) yang cukup besar, yaitu mencapai Rp726 57 triliun pada 2020 dan Rp50 29 triliun per 16 Maret 2021.
Berbagai program penting yang telah diluncurkan seperti pelonggaran uang muka pembelian kendaraan, pelonggaran Loan to Value/Financing to Value kredit/pembiayaan properti.
Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan tebar dividen, ini besarannya
Juga perpanjangan restrukturisasi kredit debitur terdampak Covid 19 serta relaksasi Aset Tertimbang Menurut Rasio (ATMR) kredit kendaraan bermotor dan rumah tinggal menjadi contoh sinergi kebijakan yang kuat dan terkoordinasi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Kegiatan ini menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang didukung oleh suatu sinergi yang kuat dari pemerintah, Bank Indonesia, OJK dan kita semua. Dan tentu saja dalam konteks ini ayo kita semua, perbankan, bank Himbara, bank Swasta, dan dunia usaha agar terus menjaga optimisme yang penting dalam upaya memulihkan ekonomi,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Di tahun 2021, Pemerintah akan terus bekerja keras untuk memperkuat berbagai langkah untuk mengendalikan pandemi serta memulihkan ekonomi. Pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi dapat pulih pada rentang 4,5 sampai dengan 5,3 persen di tahun 2021.
Selain itu, berkah perkembangan teknologi dan kerjasama internasional membuka peluang pengembangan vaksin Covid 19 berjalan sangat cepat sehingga pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan sejak akhir 2020. Bersama dengan upaya konsisten 3M dan 3T, vaksin diharapkan menjadi game changer untuk mempercepat pengendalian pandemi.
Selanjutnya: Gandeng BRI Life, BRI Agro pasarkan asuransi jiwa bagi nasabah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News