kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OJK: Sektor Keuangan Stabil, Intermediasi dan Himpunan Dana Meningkat hingga Februari


Rabu, 30 Maret 2022 / 17:36 WIB
OJK: Sektor Keuangan Stabil, Intermediasi dan Himpunan Dana Meningkat hingga Februari
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan pada peresmian kantor OJK Purwokerto, Banyumas, Jateng, Selasa (8/3/2022). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/tom.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Walaupun terdapat penyesuaian likuiditas perbankan sebagai dampak kebijakan kenaikan GWM Bank Indonesia, namun likuiditas industri perbankan pada Februari 2022 masih berada pada level yang sangat memadai. Hal tersebut tercermin dari rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK masing-masing sebesar 147,33% dan 32,72 persen, di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Dari sisi permodalan, perbankan mencatatkan permodalan yang relatif stabil pada Februari 2022 tercatat sebesar 25,82% atau jauh di atas threshold. Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang juga meningkat masing-masing sebesar 535,72% dan 323,11% yang berada jauh di atas threshold 120%. Begitu pula gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 1,94 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

OJK juga mencatat aktivitas perekonomian global dan domestik masih menunjukkan pemulihan sejalan terkendalinya pandemi Covid-9 yang didorong oleh percepatan vaksinasi termasuk booster. Namun, terjadi sedikit peningkatan di Eropa akibat penyebaran varian Omicron BA.2, meski belum diikuti kenaikan kematian maupun kebijakan restriksi. 

Selain itu, tekanan eksternal terkini terhadap perekonomian pada periode pemantauan yaitu adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada akhir Februari 2022, yang diikuti oleh sanksi masif oleh negara-negara barat terhadap Rusia. 

Hal tersebut kembali meningkatkan risiko penurunan pertumbuhan global yang secara bersamaan diikuti oleh kenaikan inflasi terutama di dorong oleh peningkatan harga energi dan komoditas. OJK menilai transmisi dampak perang Rusia-Ukraina terhadap perekonomian domestik melalui jalur sektor keuangan, sektor perdagangan, dan harga komoditas relatif masih terkendali. 

Baca Juga: Nasabah Wanaartha Minta OJK Buka Blokir Rekening

Namun demikian, perlu dicermati peningkatan volatilitas pasar keuangan global maupun domestik serta peningkatan harga komoditas khususnya minyak dan komoditas pangan yang dapat meningkatkan tekanan inflasi domestik. 

Sementara itu di Asia, Hong Kong dan Tiongkok dilanda outbreak varian Omicron yang cukup besar sehingga mendorong Pemerintah Tiongkok memberlakukan lockdown di beberapa kota industri. Selain itu, normalisasi kebijakan moneter oleh beberapa negara ekonomi utama dunia antara lain AS dan Inggris yang menaikkan suku bunga acuan seiring kenaikan inflasi yang persisten turut menjadi perhatian.

Indikator perekonomian domestik terus menunjukkan pemulihan sejalan penurunan jumlah kasus Covid-19 yang diiringi dengan pelonggaran PPKM. PMI Manufaktur Februari 2022 bertahan di zona ekspansi pada level 51,2 (Jan-22: 53,7) dan inflasi inti yang meningkat ke 2,0 persen (Jan-22: 1,84%) yang mengindikasikan adanya pemulihan permintaan masyarakat. Selain itu, berdasarkan data Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen bertahan di zona optimis sebesar 113,1 (Jan-22: 119,6) meskipun indeks penjualan riil terpantau terkontraksi 3,1% mtm. 

Selain itu, sektor eksternal juga mencatatkan kinerja positif yang antara lain tercermin dari kembali surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2022 yang tercatat sebesar USD 3,83 miliar. Perbaikan indikator ekonomi domestik diharapkan terus berlanjut untuk meminimalisir dampak negatif dari normalisasi kebijakan moneter dan tensi geopolitik.

OJK secara konsisten terus melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama pemerintah dan otoritas terkait lainnya serta stakeholders dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×