kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

OJK Tanggapi Isu Terkait Penarikan Dana Muhammadiyah dari BSI


Senin, 10 Juni 2024 / 17:31 WIB
OJK Tanggapi Isu Terkait Penarikan Dana Muhammadiyah dari BSI
ILUSTRASI. Aset Perbankan Syariah: Suasana di Banking Hall Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Senin (6/5/2024). Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) per akhir Januari 2024 mencapai Rp 845,61 triliun, tumbuh 10,48% secara tahunan (year on year/yoy). KONTAN/Baihaki/6/5/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi isu penarikan dana yang dilakukan PP Muhammadiyah dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Kabarnya organisasi Islam itu memindahkan dananya ke bank syariah lain. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan bahwa pemindahan dana yang dilakukan satu lembaga ke bank lain merupakan fenomena yang biasa terjadi, dan tidak ada yang menjadi perhatian khusus. 

"Tidak ada isu sama sekali terkait masalah penarikan dana dari BSI, juga isu terkait bank syariah secara umum. Semuanya masih on the track," jelas Dian saat konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Senin (10/6).

Baca Juga: Tarik Dana dari BSI, Muhammadiyah akan Alihkan ke Sejumlah Bank Syariah Ini

Karena kata Dian, BSI terbilang masih sangat likuid, meski Muhammadiyah menarik dana yang ditempatkan di bank tersebut. Di samping itu, OJK mendorong BSI dan Muhammadiyah melakukan komunikasi untuk terus ditingkatkan, sehingga apabila ada kesalahpahaman dapat segera diselesaikan. 

"Saya kira itu tugas pemegang saham untuk memprofiling dan juga melakukan komunikasi yang lebih baik dan intens yang sebetulnya ini biasa saja harus dilakukan semua bank terhadap nasabahnya. Sehingga kalau memang ini dianggap ada miss understanding saya kira ini perlu diselesaikan dan OJK tentu mendorong komunikasi terus di tingkatkan," ungkapnya.

Dian juga menekankan kepada bank-bank yang mengalami hal seperti itu untuk memenuhi kecukupan. Kalau misal ada orang yang menyimpan Rp 1 triliun tentu menurut Dian perbankan harus siap-siap karena itu bisa saja terjadi, sehingga tentu manajemen likuiditas dan manajemen risiko harus tetap dipertahankan.

Selain itu, Dian mengatakan bahwa kejadian BSI dan Muhammadiyah membuktikan bahwa Indonesia membutuhkan 2-3 bank syariah yang setara dengan BSI, karena bank syariah di Indonseia porsinya belum cukup besar masih sekitar 7%-8%. Dengan demikian tidak ada satu bank syariah yang terlalu dominan. 

Baca Juga: Ini Kata Erick Thohir Soal Keluarnya Dana Simpanan Muhammadiyah dari BSI

Untuk diketahi bersama, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan akan menarik dana simpanan dan pembiayaan dari BSI ke sejumlah bank syariah swasta. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil konsolidasi keuangan PP Muhammadiyah dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Yogyakarta pada 26 Mei 2024.

Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah mengatakan, Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap keuangannya. Tujuannya agar Muhammadiyah bisa berkontribusi bagi terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah Indonesia. Terutama, bank syariah yang memiliki hubungan dengan Muhammadiyah.

“Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah," jelasnya.

Untuk itu, kata Anwar, Muhammadiyah merasa perlu menata banyak hal tentang dana yang dikelolanya. Ini termasuk soal penempatan dana dan pembiayaan yang diterima Muhammadiyah dari BSI.

"Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI, sehingga secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi (concentration risk)," kata Anwar.

Sementara Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menyampaikan, terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat.

"Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa," tutur Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×