kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

OJK Ungkap Dampak Positif Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bagi Perbankan


Senin, 16 September 2024 / 17:31 WIB
OJK Ungkap Dampak Positif Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bagi Perbankan
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis.(25/7/2024). Rencana bank sentral AS The Fed memangkas suku bunga pada bulan September ini berdampak positif bagi bisnis perbankan.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar akan berhembus pada industri perbankan pada pekan ini. Hal itu menyusul rencana The Fed yang akan menurunkan bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2020 silam, pada Rabu (18/9) mendatang.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan suku bunga The Fed (FFR) telah lama dijadikan sebagai acuan suku bunga global.

Alhasil, jika bank sentral AS menurunkan suku bunganya, bisa berpotensi berdampak pada penyaluran kredit yang meningkat akibat cost of fund (biaya dana) yang menurun.

Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Dipangkas, Cermati Saham Rekomendasi Analis

“Penurunan FFR dapat berdampak pada menurunnya suku bunga di dalam negeri yang tentu juga mendorong meningkatnya pertumbuhan kredit perbankan Indonesia,” ujar Dian dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (16/9).

Selain itu, Dian bilang penurunan FFR juga dapat memberikan dampak positif bagi emerging market utamanya karena dapat meningkatkan capital inflow ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Meningkatnya capital inflow tentu akan memperkuat nilai tukar dan meningkatkan ketersedian likuiditas perbankan sehingga dapat mendukung pertumbuhan kredit. 

Baca Juga: Pasar Menanti Bunga The Fed, Intip Prediksi Pergerakan Rupiah Pekan Ini

Berdasarkan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) Triwulan II-2024, secara umum perbankan menyatakan bahwa penurunan suku bunga acuan The Fed dapat berdampak positif dan menstimulus pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia.

Hanya saja, Dian menegakkan kebijakan suku bunga masing-masing bank berbeda dan sangat bergantung pada model bisnis, kondisi likuiditas dan toleransi risiko (risk tolerance) masing-masing bank.

Secara umum, Dian melihat meski suku bunga simpanan meningkat karena didorong oleh peningkatan suku bunga acuan selama setahun terakhir, pergerakan rerata suku bunga kredit cenderung flat, bahkan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Sepekan Terakhir Rupiah Melemah, Bagaimana Prediksi Rupiah Pekan Depan?

“Hal ini disebabkan prioritas bank untuk tetap menjaga kualitas kreditnya,” ujarnya.

Saat ini, seiring dengan tingginya pertumbuhan kredit terdapat kecenderungan kondisi likuiditas perbankan mengalami sedikit penurunan. 

Namun, kondisi likuiditas perbankan kita terjaga cukup memadai dengan rasio AL/NCD sebesar 113,49% dan rasio AL/DPK sebesar 25,56% di atas threshold pada Juli-2024. 

Baca Juga: BI Berpotensi Turunkan Suku Bunga, Angin Segar Bagi Ekonomi Indonesia

Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) Triwulan III-2024 jumlah alat likuid pada akhir tahun 2024 diproyeksikan meningkat sehingga likuiditas perbankan juga tetap terjaga.

Selanjutnya: Harga Emas Melonjak ke Rekor Tertinggi Karena Prospek Pemangkasan Suku Bunga

Menarik Dibaca: 6 Posisi Tidur Terbaik hingga Terburuk untuk Ibu Hamil yang Direkomendasikan Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×