Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) memprediksi dengan adanya ATM Himbara Link akan mengurangi biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) bank BUMN dari 80% menjadi di bawahnya. Penurunan BOPO ini disebabkan karena cost of fund atau biaya dana akan menurun.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, setelah adanya ATM Himbara ini, BTN juga akan menggabungkan core sistem IT dengan bank BUMN lainnya. Sehingga setelah ATM ini selesai, maka sistem IT masing-masing bank plat merah akan lebih terintegrasi. “Sebelumnya kami masing-masing memakai sistem IT sendiri,” ujar Maryono, Senin (21/12).
Selain itu, ia memprediksi fee based atau pendapatan jasa bank BUMN juga akan mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan potensi jumlah transaksi akan lebih meningkat.
Direktur BTN Irman Alvian Zahiruddin menambahkan, dengan naiknya frekuensi transaksi, maka jumlah fee based yang akan didapat oleh masing-masing bank tidak akan mengalami penurunan.
Sebagai gambaran, nilai total transaksi kartu ATM sampai Agustus 2015 berdasarkan data Bank Indonesia (BI) adalah sebesar Rp 3.197 triliun. Transaksi ATM ini sebagian besar berasal dari transaksi tunai sebesar 43,2%, disusul transfer intrabank sebesar 37,6%, transfer antarbank sebesar 14,8%, dan belanja sebesar 4,29%.
Saat ini, BRI memiliki jumlah ATM terbanyak yakni 20.792 unit, disusul Mandiri 15.444 unit, BNI 14.071 unit, dan BTN sebanyak 1.830 unit.
Irman mengatakan, sampai September 2015, BTN memperoleh Rp 417 miliar dari pendapatan
commissions, services dan admin fee. Nilai tersebut merupakan 53,08% dari keseluruhan pendapatan non bunga perseroan. Tercatat nilai ini naik 28,4% dari tahun sebelumnya.
“Diharapkan dengan semakin banyak orang yang tau terkait penurunan tarif dan benefit lainnya maka akan banyak nasabah lain yang masuk ke Himbara dan volume transaksi akan meningkat,” ujar Irman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News