Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain Fintech Peer to Peer (P2P) Lending PT Layanan Keuangan Berbagi atau DanaRupiah membidik sektor produktif.
Strategi yang digunakan dengan salurkan pinjaman kepada 200 petani jagung di Kotamobagu, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Kredit produktif ini bagian dari diversifikasi pengembangan usaha DanaRupiah dari cashloan atau segmen konsumtif.
“Kredit produktif bagi 200 petani jagung di Kotamobagu ini juga merupakan diversifikasi usaha DanaRupiah ke sektor produktif yang sebelumnya banyak di sektor cashloan. Melalui Fintech Lending, proses ringkas, cepat, dan transparan membuat proses pemberian kredit menjadi lebih mudah dan dapat mempercepat pemerataan penyaluran kredit di Tanah Air,” kata Presiden Direktur DanaRupiah, Entjik S. Djafar dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7).
Adapun nominal pinjaman produk produktif ini senilai Rp 7,5 juta. Pinjaman ini ditujukan untuk penyediaan bibit dan pupuk selama empat bulan masa tanam. DanaRupiah menggandeng PT Karya Bangun Informasi (KBI) sebagai mitra setempat yang memberikan data petani penerima kredit, juga menjamin ketersediaan bibit dan pupuk.
KBI telah melakukan integrasi teknologi Application Programming Interface (API) data petani dengan platform DanaRupiah.
Pendanaan dari DanaRupiah ini juga sudah dilengkapi asuransi gagal panen dari mitranya yakni Asuransi Jasindo. Dengan demikian akan mengurangi risiko dari kondisi yang tidak diharapkan.
Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu daerah penghasil jagung terbesar di negeri ini. Potensi peningkatan produksi di Kotamobagu pun masih cukup besar, namun peningkatan produksi tersebut tentu membutuhkan sumber pendanaan.
“Kami harapkan dengan kredit produktif dari DanaRupiah ini mampu mendorong produksi petani jagung, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu juga dapat meningkatkan inklusi keuangan masyarakat yang belum terjangkau akses perbankan,” ucap Entjik.
Entjik menambahkan DanaRupiah akan melanjutkan penyaluran pinjaman produktif ini untuk daerah lainnya, yakni ke Sulawesi Selatan untuk petani jagung, singkong, bawang, kentang, cabai, dan kedelai.
“Kami berkomitmen mendukung Otoritas Jasa Keuangan agar Fintech Lending turut meningkatkan kapasitas pendanaan produktif demi mendorong inklusi keuangan melalui perluasan akses permodalan UMKM termasuk petani. Hal ini ditopang dengan tercatatnya sekitar 1,5 juta pengguna yang sudah mengunduh aplikasi DanaRupiah. Kami akan terus meningkatkan jumlah user demi menambah peranan DanaRupiah dalam perluasan inklusi keuangan,” ucap Entjik.
Berdasarkan data OJK hingga 25 Juni 2019, total Fintech P2P Lending terdaftar sebanyak 113 entitas. Akumulasi pinjaman lewat fintech lending hingga Mei 2019 tercatat sebesar Rp 41,04 triliun. Nilai ini tumbuh 81,11% dibandingkan tahun lalu atau year to date (ytd) di 2018 sebesar Rp 22,66 triliun.
Data Pricewaterhouse Coppers (PWC) menyebutkan akses kredit Fintech Lending untuk UMKM pada 2018 diperkirakan sebesar Rp 4,3 triliun. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi Rp 7,5 triliun pada 2019 dan menjadi Rp 19,4 triliun pada 2020. Dengan peningkatan akses kredit ke sektor UMKM ini akan meningkatkan kualitas hidup dan akan mendorong daya beli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News