Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal II 2019, bisnis pengelolaan kas atau cash management system (CMS) perbankan masih tumbuh positif. Sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id menyatakan bisnis pengelolaan kas ini masih menjanjikan.
Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk yang menyatakan per kuartal II 2019 terdapat 27.000 nasabah cash management. Dari jumlah tersebut, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menuturkan nilai perputaran dana per bulannya telah mencapai Rp 700 triliun.
Pihaknya menjelaskan, layanan ini tidak hanya fokus pada transaksi perpindahan dana, tetapi juga mencakup peningkatan kecepatan dan independensi melalui skema integrasi Enterprise Resource Planning (ERP). "Serta solusi sentralisasi atau perampingan rekening perusahaan yang efisien," terangnya, Kamis (4/7).
Kendati demikian, bank berlogo pita emas ini memandang pasar cash management kian kompetitif. Untuk itu, perseroan telah menjalan segelintir strategi salah satunya lewat penyegaran user experience dan penerapan teknologi baru di beberapa produk. "Kami juga lakukan perluasan kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki bisnis dan customer based potensial seperti perusahaan start up dan fintech," jelas Rohan.
Lewat strategi ini, pihaknya optimis bisnis cash management dapat tumbuh 25%-30% dari sisi transaksi maupun nasabah. Cara ini juga diharap dapat mengukuhkan Bank Mandiri sebagai cash management bank terbaik di Indonesia.
Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mengamini bisnis cash management kian melesat. Direktur Hubungan Kelembagaan BRI Sis Apik Wijayanto menuturkan CMS BRI sejak diluncurkan tahun 2007 hingga saat ini sudah melayani 20.000 klien perusahaan dan instansi. "Dari jumlah itu, sekitar 3.000 merupakan nasabah korporasi, baik nasional maupun multinasional," katanya.
Sis menambahkan, volume bisnis alias perputaran dana di CMS BRI dari ke tahun terus meningkat. Contohnya, pada tahun 2018 nilainya sudah mencapai Rp 1.334 triliun atau meningkat 37% dari tahun sebelumnya Rp 843 triliun. Sedangkan jumlah transaksi tahun lalu mencapai 46 juta transaksi, meningkat 18% dari tahun 2017 yang sebesar 39 juta transaksi.
Salah satu fitur CMS BRI yang menjadi andalan adalah fund transfer, atau transfer dana baik secara internal, eksternal, jumlah kecil atau besar serta multicurrency. Lalu, ada pula fasilitas liquidity management (termasuk notional pooling), supply chain management serta billing management.
Tahun ini, perseroan pun tengah mengembangkan CMS baru bertajuk BRICaMS atau BRICASH yang menyempurnakan layanan CMS eksisting dengan dukungan infrastruktur terbaru dan layanan pelengkap untuk pengelolaan keuangan perusahaan secara global.
"Platform ini direncanakan akan rilis pada awal Semester II 2019," kata Sis Apik. Selain itu, pihaknya juga akan terus melakukan inovasi fitur di CMS. Termasuk di dalamnya digitalisasi keuangan di institusi Pemerintah.
Setali tiga uang, PT Bank OCBC NISP Tbk juga mencatatkan jumlah nasabah CMS yang tak kalah jumbo. Secara singkat Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang saat ini perseroan memiliki pengguna produk cash management bertajuk Velocity di atas 15.000.
Walau tidak merinci secara detail, bank yang terafiliasi dengan OCBC Grup Singapura ini akan terus meningkatkan jumlah pengguna. Salah satunya dengan meningkatkan kenyamanan, kemudahan, dan keamanan transaksi. "Di samping memungkinkan nasabah (institusi) mengakses mayoritas layanan dan produk kami secara digital," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News