Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Awan mendung yang menaungi bisnis pembiayaan kendaraan bermotor ternyata tidak menular ke asuransi yang fokus di kendaraan bermotor. Lihat saja PT Pan Pasific Insurance, laba kinerja 2011 mereka mencapai Rp 28 miliar. Angka tersebut tumbuh 133% dibanding laba tahun sebelumnya Rp 12 miliar.
Menurut Junaidi Wakil Direktur Utama Pan Pasific Insurance, ada beberapa faktor menyebabkan laba tumbuh. Antara lain, kemampuan menjaga klaim serta gencar menjual produk asuransi non kendaraan bermotor. "Seperti asuransi healtcare milik kami tahun lalu diminati," ujar Junaidi, Jumat (2/3).
Terbukti, cara ini mengerek perolehan premi Pan Pasific Insurance tahun 2011 sekitar Rp 151 miliar alias tumbuh 109% dibanding tahun sebelumnya. Kontribusi premi terbesar disumbangkan asuransi kendaraan bermotor 63%. Selain itu asuransi kesehatan 20%, dan sisanya dari properti serta pengangkutan.
Sementara sisi klaim resiko, tahun lalu Pan Pasific naik sedikit. Meski tidak mengungkapkan angkanya, Juanidi mengatakan naik sedikit. Namun hal tersebut wajar karena mereka cukup agresif mendistribusikan produk. "Rasio klaim naik tetapi bisa kami kontrol sehingga laba terjaga," kata Juanidi.
Tahun ini, Pan Pasific Insurance menargetkan perolehan premi Rp 300 miliar. Target optimis dicapai. Karena kondisi perekonomian masih bagus. Sektor kendaraan bermotor masih akan tumbuh. Hanya saja diprediksi akan terjadi pergeseran porsi kontribusi. Menurut Junaidi, kontribusi akan terkerek sekitar 5% dari tahun sebelumnya.
Sebab Pan Pasific melihat potensi asuransi kesehatan masih besar. Maka dari itu, mereka berencana membuka pelayanan produk asuransi kesehatan. Rencana ini sejalan niat untuk buka 5 kantor pemasaran baru. Lokasinya ada di Makassar, Samarinda dan Balikpapan, Lampung serta satu di Semarang Jawa Tengah. Hingga kini kantor pemasaran Pan Insurance tersebar di 13 lokasi. Kantor baru luar Jawa mendominasi karena melihat potensi untuk tumbuh sangat tinggi. Terutama di Indonesia Timur.
Sebagai tambahan, hasil investasi tahun lalu Rp 4,5 miliar. Portofolio investasi terbesar, 80% di deposito. Sisanya di obligasi, dan saham. Pencapaian tersebut terbilang tidak gemilang. Sayang dia tidak membuka perolehan tahun sebelumnya. Junaidi menegaskan ingin mengubah portofolio sebab potensi imbal hasil di obligasi lebih besar. Namun Pan Pasific belum memastikan akan perbesar obligasi. " Tidak bisa sembarangan ubah portofolio," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News