kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Para Pemilik Baru Bank di Indonesia Sudah Raup Cuan Besar, Ini Pendorongnya


Kamis, 30 Desember 2021 / 11:29 WIB
Para Pemilik Baru Bank di Indonesia Sudah Raup Cuan Besar, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Chairul Tanjung (CT) lewat Mega Corpora menguasai 10,5 miliar atau 90% saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Investasi Kookmin diawali saat masuk pertama kali membeli saham Bukopin lewat rights issue pada 2018. Bank asal Korea ini memborong 2,56 juta saham BBKP atau 21,9% seharga Rp 570 per saham atau dengan total Rp 1,46 triliun.

Lalu menyerap 2,97 miliar saham di harga Rp 180 per lembar saat rights issue lagi (PUT V) pada Agustus 2020 dengan nilai Rp 534,6 miliar. Berselang sebulan, Kookmin menambah investasinya Rp 3,1 triliun dengan membeli 16,36 miliar saham BBKP lewat privat placement dengan harga Rp 190 per lembar.

Kookmin akhir resmi jadi pengendali saham Bukopin dengan kepemilikan 67%. Pada November 2021, bank ini kembali rights issue dan Kookmin Bank menyerap haknya sebesar 23,9 miliar dengan harga Rp 200 per lembar atau senilai Rp 4,71 triliun.

Helmi Fakhrudin Direktur Bank Bukopin mengungkapkan, Kookmin Bank terus berkomitmen untuk mengembangkan Bank KB Bukopin.

"Dana KB yang sudah masuk ke Bukopin sudah Rp 25,7 triliun dalam berbagai bentuk, melalui saham maupun investasi teknologi. Jadi lebih dari 30% aset kami berasal dari mereka," katanya dari paparan virtual baru-baru ini.

Kredivo menggelontorkan investasi Rp 991 miliar untuk mencaplok PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) pada Maret 2021 dan menambah kepemilikan hingga 40% atau 1,21 miliar pada Oktober sehingga menjadi pengendali. Per 29 Desember, nilai sahamnya sudah mencapai Rp 5,14 triliun.

Bahkan Ajaib Group yang baru masuk pada November 2021 lalu mengakuisisi 554,4 juta atau 24% saham Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) sudah cuan. Perusahaan fintech ini hanya menggelontorkan Rp 745,6 miliar untuk mengakuisisi bank tersebut, kini sahamnya sudah bernilai Rp 1,75 triliun.

Ekonom dan Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah melihat prospek investasi di perbankan cukup menarik. Pasalnya, perbankan merupakan salah satu sektor yang paling menguntungkan di Indonesia.

"Itu sebabnya banyak bank-bank asing yg berusaha masuk ke Indonesia baik dengan cara mendirikan kantor cabang atau dengan mengakuisisi bank-bank kecil," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (29/12).

Hal itu didukung juga dengan kebijakan regulator  yang cenderung tidak mengeluarkan izin untuk pendirian bank baru. Sehingga pilihan investor adalah mencaplok bank yang sudah ada.




TERBARU

[X]
×